Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi
berkunjung ke Kementerian Kesehatan RI guna membahas pembangunan rumah sakit (RS) khusus paru di provinsi setempat.

"Penyakit paru, terutama TBC jadi perhatian khusus kita, makanya kita ingin meningkatkan pelayanan RS Khusus Paru kita agar masyarakat bisa terlayani dengan baik," ujar Edy Rahmayadi, usai bertemu dengan Wamenkes RI Dante Saksono di Kantor Kemenkes RI di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2021, Sumut menempati posisi ke-6 provinsi seluruh Indonesia untuk kasus TB paru sebanyak 22.169 kasus. Sedangkan di tahun 2022 TBC Indonesia capai rektor tertinggi, 969 ribu dengan tingkat kematian 93 ribu per tahun.

Edy Rahmayadi mengatakan pentingnya menekan angka TB Paru karena tidak sedikit balita yang terinfeksi kuman mycobacterium tuberculosis. Di tahun 2021 menurut data Kemenkes 9,7 persen kasus TBC terjadi pada anak-anak 0-14 tahun.

Baca juga: Masuk peringkat ke-2 TBC, penanggulangan TB RI cukup kompleks

Baca juga: BRIN ciptakan alat pendeteksi tuberkulosis di dalam dan luar paru-paru


"Penyakit ini juga banyak menyerang anak-anak, itu akan mengganggu perkembangan mereka, calon-calon penerus bangsa, kita harus menekannya demi generasi yang lebih sehat," kata Edy.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan Wamenkes RI Dante Saksono menyambut baik upaya Pemprov Sumut membangun RS Khusus Paru. Apalagi sekarang ini menjadi perhatian khusus nasional, bahkan internasional.

"Ini menjadi perhatian khusus nasional dan internasional, apalagi kita Indonesia nomor dua tertinggi setelah India. Wamen menyambut baik dan akan berupaya membantu Sumut membangun RS Khusus Paru," ujar Alwi.

Alwi mengatakan saat ini, Pemprov Sumut secara bertahap melakukan upaya peningkatan pelayanan RS Khusus Paru. Bahkan Dinas Kesehatan memindahkan bagian manajemen ke gedung kantor eks Dinas ESDM. Ini karena RS Khusus Paru Sumut di Jalan Asrama Helvetia, Kota Medan, kesulitan melayani masyarakat.

"Bagian surat-menyurat, bagian manajemen yang terpisah, kita pindahkan ke gedung ESDM, itu juga belum cukup untuk melayani masyarakat, makanya kita ingin kembangkan lagi," kata Alwi.*

Baca juga: Dinkes Tangerang skrining TB 500 orang di Pasar Induk Tanah Tinggi

Baca juga: Upaya pencegahan tuberkulosis seharusnya digalakkan seperti COVID-19

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023