Kendari (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mendatangkan 16 dokter dari Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) ke Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat setempat.

Penjabat Bupati Muna Barat Bahri melalui keterangan resmi di Kendari, Kamis, mengatakan 16 dokter tersebut mendapat penugasan di daerah terpencil perbatasan kepulauan (DTPK) dengan insentif tambahan.

"Pemkab Mubar (Muna Barat) juga akan memberikan intensif kepada 16 dokter tersebut," kata dia.

Secara geografis, katanya, daerah itu memiliki wilayah daratan dan kepulauan. Untuk itu, para dokter tersebut harus mampu mengenali situasi wilayah setempat.

Ia menjelaskan mereka ditempatkan tidak hanya di wilayah daratan, akan tetapi ada juga di wilayah kepulauan

"Harus tahu juga kalau di sini ada tiga wilayah besar, yaitu Tiworo Raya, Kusambi Raya, dan Lawa Raya," ucap Bahri.

Baca juga: Kalimantan Utara lanjutkan layanan "dokter terbang" di pedalaman

Ia mengungkapkan saat ini terdapat puskesmas yang masih melayani pasien dari kepulauan, yaitu Puskemsas Tondasi, yang melayani pasien dari Pulau Bero. Namun, nantinya akan dipecah sehingga di Puskesmas Bero akan dibuatkan rawat inap.

Dia juga mengingatkan para dokter internsip itu agar mempelajari adat dan menjunjung tinggi budaya di Kabupaten Muna Barat sebab di daerah tersebut memiliki kemajemukan suku dan budaya.

"Untuk juga memperhatikan sarana dan prasarana, karena masih ada beberapa yang belum terpenuhi, maka nantinya dokter internsip dapat melaporkan ke pimpinan, namun saat ini pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan sarana dan prasarana," katanya.

Ia juga meminta seluruh dokter tersebut tetap mengingat tugas utama, yakni memberikan pertolongan dan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, khususnya di daerah itu.

Terlebih, katanya, saat ini Kabupaten Muba Barat telah memprogramkan kesehatan terbuka bagi masyarakat untuk berobat secara gratis, baik di dalam daerah maupun di seluruh wilayah Indonesia.

"Jangan dikecewakan masyarakat kita, siapa pun yang datang jangan ditolak, mau ada BPJS atau tidak tetap dilayani," kata Bahri.

Baca juga: Dokter magang di daerah terpencil dapat bantuan biaya hidup Rp6,4 juta
Baca juga: Akademisi: pendistribusian dokter spesialis harus merata di daerah

Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023