Jakarta (ANTARA) - CEO Bank IBK Indonesia Cha Jae Young menargetkan penyaluran kredit tumbuh 30 persen secara tahunan atau naik Rp2,5 triliun dari penyaluran kredit pada 2022 yang sebesar Rp8,06 triliun menjadi sekitar Rp10,5 triliun.

"Target kredit di tahun ini naik Rp2,5 triliun yaitu kenaikannya sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya," katanya usai peluncuran program "Growth Together Partnership Loan Program for Steel Industry" di Jakarta, Kamis.

Sebesar 90 persen dari total kredit tersebut disalurkan kepada pelaku usaha, termasuk usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Meskipun ekonomi diprediksi akan melambat, ia optimis pertumbuhan kredit akan tercapai dengan berfokus pada penyaluran kredit usaha, kredit sindikasi untuk pembangunan infrastruktur, dan kredit untuk pelaku usaha asal Korea yang berinvestasi di Indonesia.

Baca juga: Bank IBK Indonesia kerja sama penyaluran kredit dengan Krakatau Posco

"Untuk mencapai hal ini, kita sendiri juga melakukan reorganisasi, kemudian memperbaiki sistem internal dan lain sebagainya. Kita sedang siapkan saat ini termasuk dengan credit rating system dan credit analysis system yang akan kita segera implementasikan dengan ini maka proses kredit akan menjadi lebih cepat dan lebih baik," katanya.

Melihat dari laporan keuangannya, Bank IBK telah menyalurkan kredit Rp7,97 triliun hingga Maret 2023 atau naik 28,54 persen secara tahunan.

Pada saat yang sama, sebelumnya Bank IBK Indonesia membukukan laba bersih yang meningkat 75 persen year on year (yoy) menjadi Rp55,7 miliar pada kuartal I-2023, dibandingkan laba bersih sebesar Rp31,5 miliar pada kuartal I- 2022.

Cha Jae Young mengatakan perseroan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp126,3 miliar pada kuartal I 2023, atau meningkat 31,97 persen secara tahunan.

Baca juga: Laba bersih Bank IBK naik 75 persen menjadi Rp55,7 miliar di kuartal I

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023