Annecy, Prancis (ANTARA) - Seorang warga negara Suriah melukai empat orang anak-anak dan seorang dewasa dalam serangan menggunakan senjata tajam di sebuah taman di kota tenggara Prancis, Annecy pada Kamis, kata polisi sambil menambahkan bahwa beberapa korban dalam keadaan kritis.

Penyerang adalah seorang warga negara Suriah dengan status pengungsi legal di Prancis, seorang petugas polisi mengatakan kepada Reuters. Tidak diketahui motif di balik penyerangan itu, menurut sumber penyelidik.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mencuit di Twitter bahwa penyerang telah ditahan. Rekaman BTM TV menunjukkan sejumlah polisi mengendalikan seseorang di taman.

"Dua anak-anak dan satu dewasa di ambang hidup dan mati. Negara ini terguncang," kata Presiden Emmanuel Macron dalam pernyataannya di Twitter, menyebut serangan itu "tindakan pengecut".

Para saksi mengatakan setidaknya seorang anak yang terluka dalam serangan itu berada di kereta bayi. Kejadian berlangsung sekitar pukul 14.45 WIB di di taman bermain tepi danau yang indah di Annecy, sebuah kota di Pegunungan Alpen Prancis.

"Dia melompat (di taman bermain), mulai berteriak dan bergerak ke arah kereta bayi, berulang mengenai anak-anak kecil dengan pisau," seorang saksi bernama Ferdinand  kepada BFM TV.

"Para ibu menangis, semua orang lari," kata George, seorang saksi lain dan pemilik restoran dekat taman.

Beberapa saksi menggambarkan tempat serangan terjadi, taman La Paquiet, sebuah tempat yang biasanya tenang dan populer di antara wisatawan karena pemandangan Danau Annecy yang menakjubkan dan pegunungan.

"Itu adalah tempat dimana para pengasuh dan orang tua membawa anak-anak kecil bermain. Saya biasanya melihat sekitar 15 balita di pagi hari, dan suasananya fantastik," kata Yohan, yang bekerja di toko es krim di seberang taman.

Prancis telah terguncang oleh serangkaian kekerasan selama beberapa bulan terakhir, termasuk penusukan fatal bulan lalu oleh seorang perawat di kota utara Reims. Juga di bulan lalu, seorang pengemudi mabuk secara tidak sengaja menewaskan tiga polisi.

Macron mengecam apa yang ia sebut "proses penurunan peradaban" di negara itu, sementara anggota parlemen oposisi mengatakan pemerintahannya terlalu longgar terhadap hukum dan ketertiban.

"Tidak ada yang lebih mengerikan dari menyerang anak-anak," kata ketua Dewan Nasional Yael Braun-Pivet di Twitter. Parlemen mengheningkan cipta atas insiden tersebut.

Sumber: Reuters
Baca juga: Dua ditahan di Nice terkait teror truk
Baca juga: Ratusan orang memprotes di Paris mengenai kekerasan dalam rumah tangga
Baca juga: Seorang polisi perempuan terluka dalam penyerangan di Prancis barat

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023