Biaya distribusi bisa Pertamina Patra Niaga tekan hingga 15 persen dari target tahun 2022
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), mencatat laba bersih sebesar 193,07 juta dolar AS sepanjang 2022.

Laba bersih itu didapatkan dari meningkatnya pendapatan usaha pada 2022 yang mencapai 72,094 juta dolar AS, meningkat sekitar 25,874 juta dolar AS atau 55 persen lebih tinggi dibandingkan pada 2021.

"Meski dalam kondisi yang menantang, tahun 2022 bisa kami lalui dengan tetap menorehkan kinerja positif serta tetap menjalankan penugasan penyaluran energi di seluruh wilayah Indonesia," kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kinerja keuangan konsolidasian pada 2022 itu telah sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah menyetujui laporan tahunan untuk tahun buku 2022 yang berlangsung di Jakarta, Kamis (8/6).

Pertamina Patra Niaga juga menyebut kinerja positif keuangan tersebut didukung oleh beberapa hal, di antaranya meningkatnya pendapatan dari konsumsi produk non-subsidi dan melakukan penghematan biaya mulai dari biaya distribusi, menjaga supply losses serta pemanfaatan jam kerja yang efektif.

"Biaya distribusi bisa Pertamina Patra Niaga tekan hingga 15 persen dari target tahun 2022. Lalu menjaga supply losses dan efektivitas jam kerja berhasil mencatatkan penghematan biaya hingga mencapai lebih dari 130 juta dolar AS," ujar Alfian.

Selain kinerja keuangan, Pertamina Patra Niaga mencatat kinerja operasional penyaluran energi juga turut menunjukkan tren positif. Untuk aspek availibity pemenuhan atau ketersediaan BBM meningkat hingga 5 persen serta ketahanan hari seluruh produk dijaga di level aman untuk seluruh jenis BBM, elpiji maupun avtur.

Dari aspek availability, Pertamina Patra Niaga juga terus memperluas jaringan lembaga penyalurnya di seluruh wilayah Indonesia. Sepanjang 2022, 96 titik BBM satu harga baru dioperasikan, hadirnya 64 ribu lebih pangkalan atau outlet elpiji subsidi 3 kilogram (kg) melalui program One Village One Oulet (OVOO), dan Pertashop yang bertambah hingga lebih dari 2.000 outlet di sepanjang 2022.

"Lewat berbagai program tersebut, Pertamina Patra Niaga melayani kebutuhan energi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di dalamnya wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T)," ujarnya.

Dalam rangka menjaga penyaluran subsidi yang makin baik dan tercatat, Pertamina Patra Niaga menyebut program subsidi tepat mulai diinisiasi baik untuk penyaluran BBM maupun elpiji.

Digitalisasi juga berperan besar, di mana monitoring transaksi tidak wajar di SPBU terus diperkuat, salah satunya dengan konektivitas 528 CCTV SPBU ke Pertamina Integrated Enterprise Data & Command Centre (PIEDCC).

Pertamina Patra Niaga juga turut mendukung program transisi energi pemerintah. Pada 2022, telah dioperasikan 317 Green Energy Station (GES), enam stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan 22 stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).

"Pencapaian ini adalah awal yang baik bagi Subholding Commercial & Trading Pertamina. Ini akan menjadi pemacu Pertamina Patra Niaga untuk terus memastikan ketersediaan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia," ucap Alfian.

Senada dengan itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina akan terus mengoptimalkan perannya dalam penyediaan energi berdasarkan prinsip availibility, accesibility, affordability, acceptability, dan sustainability.

"Kinerja Pertamina Patra Niaga dalam menyalurkan BBM dan elpiji hingga pelosok berkontribusi pada kinerja Pertamina dari sektor hilir," kata Fadjar.


Baca juga: Pertamina menghadirkan kafe di SPBU dan tebar hadiah
Baca juga: Transaksi Biosolar pakai QR Code di Jambi capai 100 persen
Baca juga: Pertamina perluas skema BBM full registran di DKI, Bogor, dan Depok

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023