Beliau berpesan kalau dipanggil Allah tidak mau dimakamkan di TMP...
Bintaro, Tangerang Selatan (ANTARA News) - Ayah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, M. Tohir Achmad, enggan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata karena ingin disemayamkan berdekatan dengan istrinya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, kata Hatta.

"Beliau berpesan kalau dipanggil Allah tidak mau dimakamkan di TMP karna beliau punya bintang jasa, bintang gerilya, dan bintang militer. Tapi beliau ingin dimakamkan di TPU dan minta diberangkatkan dari rumah," kata Hatta di rumah duka, River Park Blok GH 4 No. 15 Sektor 8 Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Rabu pagi.

M. Tohir Achmad merupakan pensiunan tentara yang pernah berjasa pada masa revolusi perang gerilya untuk gerakan operasi militer Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Ayah saya itu mantan tentara revolusi yang kemudian menjadi asisten widana (camat), tapi ketika pensiun beliau tidak meninggalkan apa-apa, kecuali anak-anaknya yang bersekolah," kenangnya.

M. Tohir Ahmad lahir di Jejawi, Palembang, 13 April 1927 dan meninggal dunia di Jakarta, Selasa malam (19/2) pukul 23.30 WIB. Jenazahnya akan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu siang, pukul 13.00 WIB.

Sejumlah pejabat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II hadir menyampaikan ucapan bela sungkawa, antara lain Wakil Presiden Boediono, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Ketua BNP2TKI Jumhur Hidayat, serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Sjarief Hasan.

Wapres beserta istri, Herawati Boediono, tiba di rumah duka pukul 9.00 WIB. Sementara itu, Ibu Negara sekaligus besan Hatta Rajasa, Ani Yudhoyono, tiba di rumah duka pukul 10.00 WIB.

Sejumlah pengurus Partai Amanat Nasional (PAN), seperti Sekjen Taufik kurniawan, Wasekjen Teguh Juwarno serta Bendahara Umum Jon Erizal juga berada di rumah duka sejak pagi.

Selain itu tampak pula mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum Partai Nasional Banteng Kerakyatan Indonesia (PNBKI) Eros Djarot, serta mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji.

(F013)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013