Perkembangan pembangunan proyek kilang ini memang maju (lebih cepat) sekitar 10 hingga 11 persen dari yang diharapkan,"
Luwuk, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Realisasi pembangunan proyek kilang gas alam cair (LNG) PT Donggi Senoro LNG di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah hingga akhir Februari telah mencapai 57 persen, lebih cepat dari target yang ditetapkan.

"Perkembangan pembangunan proyek kilang ini memang maju (lebih cepat) sekitar 10 hingga 11 persen dari yang diharapkan," kata Direktur Utama PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) Djoko Wibowo seusai acara pemasangan atap tangki penyimpanan gas alam cair di lokasi proyek, Jumat.

Menurutnya, meski konstruksi pembangunan kilang DSLNG menunjukkan kemajuan pesat, namun operasional kilang tetap dijadwalkan paling cepat akhir 2014. Konstruksi kilang LNG yang dimulai sejak Januari 2011 ini direncanakan akan memakan waktu 48 bulan, dengan pengiriman LNG pertama direncanakan mulai akhir 2014.

"Perkembangan konstruksi yang lebih cepat justru menguntungkan kami, karena memiliki waktu yang lebih lama untuk persiapan produksi," tambahnya.

Secara keseluruhan, pembangunan kilang LNG ini akan menghabiskan investasi hingga 2,8 miliar dolar AS. "Sampai saat ini nilai investasi yang terserap sudah mencapai sekitar 1,4 miliar dolar AS," ungkap Djoko.

Dikatakan, proyek kilang DSLNG merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan memisahkan kegiatan usaha hulu (penyediaan bahan baku gas) dan kegiatan usaha hilir (pabrik LNG), sehingga memberikan keuntungan karena ada pengalihan investasi dan risiko yang terkait dengan pembangunan pabrik LNG kepada perusahaan hilir.

Pabrik LNG Donggi Senoro berkapisitas produksi sebesar dua juta ton per tahun, menggunakan teknologi liquifikasi APCI (Air Products and Chemicals Incorporation) yang telah teruji, yang saat ini digunakan oleh 86 persen dari selurih proyek LNG di dunia.

Kilang LNG Donggi Senoro akan mengolah gas yang dipasok dari Blok Senoro yang dikelola oleh JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi (PTMS) dan Blok Matindok yang dikelola oleh Pertamina Pengembangan Gas Matindok (PPGM).

Menurut Djoko, PT DSLNG sudah menandatangani perjanjian jual beli LNG dengan tiga pembeli selama 13 tahun yang pengirimannya akan dimulai akhir 2014. Para pembeli tersebut adalah Chubu Electric Power Co. Inc, Jepang dengan volume satu juta ton per tahun, Kyushu Electric Power Co. Inc, Jepang 300.000 ton per tahun, dan Korea Gas Corporation (Kogas) 700.000 ton per tahun.

DSLNG didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) pada 28 Desember 2007, dengan para pemegang saham PT Pertamina Hulu Energi 29 persen, PT Medco LNG Indonesia 20 persen dan Sulawesi Sulawesi LNG Development Ltd. 59,9 persen.

Sementara kepemilikan saham Sulawesi LNG Development Ltd. sendiri dikuasai oleh Mitsubishi Corporation 75 persen dan Korea Gas Corporation 25 persen.
(A026/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013