... bayangkan, kalau du-di-du-di-paaa dari Al Jarreau diantar ke penikmat musik melalui instrumen-intrumen ini… "
Jakarta (ANTARA News) - Jazz adalah improvisasi, tidak ada hitam atau putih, juga bukan abu-abu. Masuk ke dalam jazz, bisa lewat apa saja dan memakai apa saja, termasuk bambu. Tapi yang satu ini dijamin beda.

Bambu? Benar, bambu yang identik dengan desa atau kampung, kini masuk "kampung jazz" bernama Java Jazz Festival 2013, di Jakarta, pada 1-3 Maret ini. Titian nada-nada lembut-sentimentil a'la Bob James dalam  Taxi, atau roh Duke Ellington, atau yang menyisa kental dalam benak penikmat jazz Indonesia, Dave Kozz? 

Semuanya bisa memakai bambu. "Kebanyakan yang menyukai alat musik buatan kami ini justru dari luar negeri. Musisi jazz dari Filipina yang paling banyak memesan, kami sampai kerepotan menerima pesanan mereka," kata Adang Muhidin, dari Komunitas Bambu Indonesia.

Bandingkan nuansa nada-nada seksi bras dalam kelompok musik, antara saxofon metal-kuningan dengan buatan mereka. Keduanya memiliki ruang dan dimensi sendiri yang sama-sama cantik dan bakal mewariskan imaji tersendiri di dalam benak pecinta jazz.

Bentuknya memang cukup berbeda, namun ada tuba berisi lubang-lubang nada dan pita suara yang bisa diganti-ganti, sesuai atmosfer aransemen yang akan dimainkan. Masih ada lagi varian-varian instrumental yang bisa saling dipertukarkan.

Dipajang di antara instrumen musik konvensional lain, kehadiran gitar bass dari bambu ini cukup mengundang rasa ingin tahu pengunjun Java Jazz kali ini. Untuk gitar bass, kata Muhidin, dipakai bambu betung yang besar sebagai badan utama gitar bass itu. Leher gitar juga dari bambu, yang masih ada kulitnya.

Senar-senar memakai senar metal pada umumnya, juga dengan pemutar ketegangan senar dan tautan utamanya di ujung bodi gitar bass itu. Perbedaan sampai di situ saja, selebihnya: tergantung yang memainkan...

Seksi string dalam orkestrasi kelompok musik sering mendapat tempat khusus karena dia memberi ritme sementara perkusi menentukan beat alias ketukan dasar. Di sini, komunitas itu menghadirkan biola bambu bersenar empat; jangan dibayangkan mirip rebab.

Sukar melukiskan bentuk fisiknya dengan kata-kata kecuali visualisasi tersendiri karena jiwa pembaruan dari akar tradisionalitas gencar diwujudkan di sana-sini instrumen musik mereka. Sama seperti instrumen buatan pabrikan modern, mereka juga memakai amplifier untuk menguatkan dan membuka peluang mengimbuhi instrumen musik itu dengan piranti tambahan.

Masih banyak lagi instrumen musik yang mereka buat dari bambu, hampir lengkap untuk menyusun kelompok musik... Ingat bodram dari Irlandia yang dipakai The Corrs dalam lagu-lagu mereka? Kenapa tidak dengan instrumen musik bambu ini?

"Bang Iwan memesan gitar listrik kami juga," kata Muhidin. Yang dia maksud, siapa lagi kalau bukan Iwan Fals… Bisa dibayangkan, kalau du-di-du-di-paaa dari Al Jarreau diantar ke penikmat musik melalui instrumen-intrumen ini…

Sekali lagi, jazz adalah improvisasi… ada di persimpangan yang harus ditentukan ke kiri, kanan, atau tetap lurus, jusrtru pada momen akhir... (*)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013