Pemerintah berulang kali menekankan bahwa perang melawan terorisme tidak dapat berhasil di desa dan rumah warga Afghanistan, melainkan di persembunyian dan tempat aman di luar perbatasan kita,"
Kabul (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada Minggu mengutuk serangan helikopter Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tempat dua bersaudara, keduanya di bawah tujuh tahun, ditembak mati setelah dikira gerilyawan Taliban.

Kedua bocah laki-laki itu menjaga ternak dan mengumpulkan kayu bakar di provinsi selatan, Uruzgan, ketika tewas pada Kamis dalam kejadian yang membuat pasukan pimpinan NATO itu minta maaf.

Kematian warga oleh pasukan asing sering memicu kemarahan di Afghanistan sejak Taliban digulingkan pada 2001 dan Karzai menyatakan kejadian terkini itu menunjukkan kesalahan dalam cara penanganan gerilyawan tersebut.

"Pemerintah berulang kali menekankan bahwa perang melawan terorisme tidak dapat berhasil di desa dan rumah warga Afghanistan, melainkan di persembunyian dan tempat aman di luar perbatasan kita," kata Karzai dalam rujukan jelas ke Pakistan.

Presiden itu menyatakan sangat sedih atas kematian tersebut dan menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga anak-anak itu.

Gubernur Uruzgan Amir Mohammad Akhundzada menyalahkan tentara Australia atas kejadian tersebut, tapi pada Minggu, juru bicaranya menyatakan tidak jelas yang bertanggung jawab.

"Kami mengirim perutusan untuk menyelidiki dan mencari tahu yang sebenarnya terjadi," kata Abdullah Hemat AFP.

"Pasukan itu meminta dukungan udara setelah melihat yang mereka pikir menanam bom jalanan," katanya.

"Mereka adalah anak-anak menggiring hewan dan mengumpulkan kayu bakar. Tidak jelas apakah mereka dibunuh oleh tentara Australia atau Amerika Serikat," katanya.

Panglima tentara Australia Jenderal David Hurley menyatakan sangat menyesalkan kematian itu, tapi menambahkan bahwa terlalu dini mengatakan yang bertanggung jawab.

Hurley menyatakan pasukan khusus Australia melakukan ronda penghubung ketika penembakan pada 28 Februari itu.

"Tentara Australia segera melaporkan kejadian itu ke pejabat pemerintah dan pemimpin tentara Afghanistan di Uruzgan," kata pernyataannya pada Minggu.

Sekutu pimpinan NATO, tempat Australia menyumbang hampir 1.100 tentara, meminta maaf atas kematian anak-anak itu, dengan mengatakan pasukannya menembaki yang mereka yakini adalah pejuang.

"Kami bertanggung jawab penuh atas kepedihan itu," kata Jenderal Joseph Dunford, panglima Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF), pada Sabtu.

Korban di kalangan warga oleh pasukan NATO menjadi salah satu yang paling peka dalam perang melawan gerilyawan Taliban, yang memicu kecaman keras Karzai dan kemarahan rakyat.

Sebagian besar pasukan Australia bermarkas di Uruzgan dan memusatkan perhatian pada pelatihan dan pembimbingan tentara Afghanistan menjelang penarikan pasukan tempur NATO pada akhir tahun depan.
(B002/Z002) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013