Pasalnya, konflik kedua negara tersebut turut berpengaruh pada suplai pasokan bahan baku ke Pupuk Indonesia yang belum lancar.
"Kita mencari sumber lain. Kalau di sana (Rusia dan Ukraina) masih bermasalah, kita cari sumber lain," ujar Gatoet saat ditemui di Gianyar, Bali, Senin.
Baca juga: PI sediakan pupuk subsidi 375.492 ton untuk wilayah Indonesia timur
Dengan demikian, pihaknya mencari sumber bahan baku berupa fosfor dan kalium untuk pupuk jenis NPK dari negara lain seperti Mesir, Yordania, Maroko.
"Ada dari Mesir, Yordania, Maroko, bahkan negara tetangga juga ada, cuman kualitasnya agak berbeda. Vietnam, Laos, Myanmar, tapi mungkin volume mereka kecil. Kalau volume kecil otomatis harga pasti lebih mahal, karena investasi lebih padat," paparnya.
Atas kondisi tersebut, pihaknya belum dapat menjelaskan jumlah atau volume penurunan yang turun, sebab hingga kini masih terpantau fluktuatif.
Diberitakan sebelumnya, Petrokimia Gresik, anggota holding Pupuk Indonesia mendapatkan tambahan pasokan gas bumi sebesar 15 hingga 17 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) Bojonegoro, Jawa Timur.
Baca juga: Aplikasi I-Pubers mempermudah petani tebus pupuk bersubsidi
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.