Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi mengatakan ada dua masalah dalam dua keperawatan Indonesia saat ini yaitu terkait distribusi dan pengabdian perawat.

"Jumlah perawat kita saat ini 220.575 jiwa dan berdasarkan rasio WHO jumlah tersebut sudah mencukupi. Namun ada dua masalah, yaitu terkait distribusi dan pengabdian perawat," katanya di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan dari sisi distribusi, saat ini masih banyak perawat yang lebih suka tinggal dan bekerja di kota besar sehingga keberadaan perawat di desa terpencil minim.

"Perawat tidak mau bekerja di daerah terpencil. Apalagi kalau perawat itu pendidikannya tinggi, dia tidak mau lagi mengurusi pekerjaan yang istilahnya kotor, mereka maunya bekerja di manajemen keperawatan. Ini tentu pasti ada masalah," kata dia.

Sementara itu di sisi pengabdian, menurut dia, perawat masih harus meningkatkan pelayanan dan pengabdiannya dengan kinerja yang profesional. Caranya dengan selalu berupaya meningkatkan jenjang pendidikannya ke tingkat lebih tinggi.

Dia mengharapkan seluruh pihak terkait, terutama instansi pendidikan untuk bisa memberikan kesempatan bagi perawat, khususnya di daerah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, kepribadian dan tata cara melayani pasien.

Sebab, menurut Nafsiah, masih ada keluhan dari masyarakat di sejumlah tempat terkait buruknya pelayanan dari perawat puskesmas.

"Masyarakat sekarang kritis, saya pernah menerima SMS aduan dari masyarakat bahwa perawat di sebuah puskesmas jahat. Saya kaget juga kok menteri sampai mengurusi hal seperti ini, tapi memang begini lah fakta yang harus kita benahi bersama," ujar dia.

Pada bagian lain dia meminta perawat dapat bekerja dengan profesional, melayani dengan kasih sayang, dan memegang teguh etika profesi. Hal tersebut menurutnya sangat penting sebab pada tahun 2015 akan diberlakukan Masyarakat ASEAN, di mana pada masa itu akan banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, tidak terkecuali perawat.

"Pada 2015 akan diberlakukan Masyarakat ASEAN saya tidak bisa menghalau perawat asing untuk masuk ke Indonesia. Makanya kalau mutu perawat kita tidak becus, maka kita akan kalah bersaing," ujarnya.

Di sisi lain Nafsiah mengaku tetap mengapresiasi perkembangan dunia keperawatan saat ini yang sudah mampu menghasilkan perawat dengan spesialisasi tertentu misalnya spesialis anak, bedah, kanker, lansia dan cacat.

"Ini cukup membanggakan walaupun masih ada yang tidak mau mengambil spesialisasi tertentu seperti itu. Di dunia internasional dunia keperawatan kita juga sudah mulai dilirik misalnya oleh Jepang yang meminta agar perawat Indonesia datang ke Jepang untuk merawat para lansia di sana karena perawat Indonesia dikenal ramah dan sabar," kata dia.

(R028/M026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013