Mulai pertengahan Maret, kondisi gelombang laut tidak dapat diprediksi, terjadi gelombang tinggi secara tiba-tiba,"
Kotabaru (ANTARA News) - Masyarakat Kotabaru, Kalimantan Selatan, yang bermukim di daerah pesisir diimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mewaspadai terjadinya gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba.

"Mulai pertengahan Maret, kondisi gelombang laut tidak dapat diprediksi, terjadi gelombang tinggi secara tiba-tiba," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotabaru, Tri Basuki Rahmad, di Kotabaru, Sabtu.

Dia memperkirakan, sejak pertengahan Maret akan ada kemungkinan terjadi gelombang setinggi tiga meter datang secara tiba-tiba.

Kondisi tersebut cukup membahayakan bagi nelayan, dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pesisir.

Mengantisipasi jatuhnya korban, BPBD Kotabaru akan meningkatkan koordinasi dengan Polisi Airud, dan Basarnas serta instansi terkait lainnya.

Tujuannya, lebih siap siaga manakala terjadi musibah.

"Jika sewaktu-waktu terjadi musibah, Kita bisa langsung melakukan pertolongan dan memberikan bantuan langsung," ujarnya.

Meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya bencana, BPBD Kotabaru mendapatkan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat.

Bantuan tersebut berupa dua unit kendaraan roda dua Trail KLX, satu unit perahu karet, mesin perahu satu unit, tenda posko satu unit, tenda pengungsi tiga set, dan lampu lima unit.

Tenda keluarga 12 unit, Solar Handle Lamp 12 unit, Velbed 25 unit, Handie Talkie (HT) 2 unit dan bantuan yang lainnya.

"Kalau ditotal anggarannya hampir mencapai Rp9 miliar," jelasnya.

Basuki mengatakan, Kotabaru memang membutuhkan bantuan barang-barang tersebut.

Karena wilayah Kotabaru sangat luas, sekitar 13.044,5 km dan berpenduduk sebanyak 290.651 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dengan nelayan laut sebanyak 15.961 jiwa.

Dia mengimbau kepada setiap kecamatan, untuk memaksimalkan pengawasan di daerah masing-masing, kalau ada kejadian bencana atau musibah secepatnya melapor, jangan sampai laporan lambat karena akan membahayakan nantinya.
(I022/Z002)

Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013