Berlin (ANTARA News) - Paviliun Indonesia yang mengusung tema "Wonderful Indonesia" berhasil meraih penghargaan stan terbaik kedua untuk wilayah Asia, Australia, dan Oceania dalam pameran pariwisata terbesar di dunia ITB Berlin, Sabtu (9/3) malam.

Penghargaan terbaik kedua tersebut diserahkan panitia kepada Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuti dan Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kemenparekraf Nia Niscaya dalam acara pengumuman "The Best Exchibitor Award" yang diadakan panitia penyelenggara ITB Berlin.

Paviliun Indonesia dirancang oleh Wilhelm Johannes dengan ikon berupa kapal phinisi yang melatarbelakangi ide konsep "Heart Matters" yang diusung oleh tim Wonderful Indonesia.

Menurut Wilhelm Johannes, "Heart Matters" merupakan ungkapan segala sesuatu terkait dengan kehidupan bangsa Indonesia, meliputi "human" (manusia), "earth" (bumi), dan "art" (seni).

Kapal phinisi merupakan alat transportasi laut masyarakat bahari di Nusantara sejak dahulu yang hidup di wilayah kepulauan.

Mengangkat phinisi sebagai ikon paviliun juga menjadi upaya yang sejalan dengan rencana meningkatkan program wisata bahari di Indonesia.

Hal itu, kata dia, dapat terlihat dengan banyaknya kegiatan pariwisata bertema bahari berlangsung di negeri Indonesia, seperti Sail Bunaken, Sail Banda, Sail Wakatobi-Belitung, Sail Morotai, dan Sail to Indonesia.

Perumusan konsep paviliun phinisi dalam ITB Berlin 2013 melibatkan berbagai pihak, seperti perancang interior dan pameran, perancang konsep komunikasi, perancang grafis, dan juga multimedia.

Semuanya masuk dalam tim kreatif yang diarahkan dan dibantu oleh Tim Promosi dan Pemasaran Kemenparekraf.

Dalam pembangunan paviliun sendiri, pelaksanaannya dilakukan oleh "official contractor" di Berlin yang sudah terbiasa membangun konstruksi di Gedung Messe Berlin.

Selama pameran berlangsung, pavilion Indonesia juga dimeriahkan dengan penampilan berbagai kesenian berupa tari tarian serta penampilan Putri Pariwisata Indonesia 2012 Reinita Arlin Puspita.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013