Banda Aceh (ANTARA News) - M Yunus (75), penduduk Desa Lamjamee, Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh, yang gambarnya terpampang di papan reklame di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kini dalam kondisi sakit dan kebutuhan sehari-harinya diperoleh dari belas kasih orang lain. "Saya mengetahui, wajah saya sudah terpampang di mana-mana, menjadi sebuah iklan dari salah satu satuan kerja (satker) Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR), namun sejauh ini tidak ada perhatian, kecuali hanya uang yang diberikan senilai Rp1,5 juta dan telah dijanjikan akan diberikan lagi, tapi belum ada kepastian," katanya di Banda Aceh, Selasa. M Yunus kini hidup sendirian setelah dua anak bersama isterinya meninggal dunia saat terjadi musibah gempa dan tsunami, 26 Desember 2004 lalu. Kebutuhan makan sehari-hari diperolehnya dari pemberian orang-orang kampung. Pekerjaannya sebagai pemanjat kelapa tidak bisa lagi dia lakukan sejak kakinya sakit diterjang tsunami. Dia berharap adanya perhatian dari pemerintah, terutama pihak-pihak yang telah mengambil foto dirinya untuk sebuah papan reklame di sejumlah lokasi di wilayah Aceh. "Saya berharap adanya perhatian dari pihak BRR yang telah memasang wajah saya di papan reklame itu," ujarnya. Sebelum tsunami, M Yunus, lelaki tua berpostur tubuh kecil itu mencari nafkah sebagai pemetik buah kelapa. "Kalau keluarga memang sudah tidak ada lagi. Sebagai satu-satunya harapan untuk memperoleh nafkah maka sangat saya harapkan adanya sedikit dana dari pihak yang telah mengabadikan dirinya sebagai iklan layanan masyarakat itu," ujarnya. Dia mengatakan, beberapa bulan pasca tsunami, ada sejumlah wartawan yang mengambil foto dirinya di ruas jalan desa Lamjamee. "Saya disuruh oleh wartawan untuk memegang kerangka bangunan yang rubuh karena angin kencang, dengan lokasi di atas jalan raya jalan Lamjamee-Ulee Lhue. Namun sangat kaget, beberapa bulan kemudian, gambar itu muncul tiba-tiba dan menjadi papan reklame dari satker BRR," kata dia. Papan reklame itu bertuliskan "Jadikan Damai Untuk Semua Orang" dengan latar belakang postur M Yunus berpakaian kemeja putih dan berpeci hitam, serta areal persawahan dan pegunungan. "Kalau gambar saya terpampang di surat kabar, tidak menjadi masalah, tapi kalau sudah menjadi iklan tentunya ada bayaran. Itu saya dengar dari cerita-cerita orang," katanya. Sementara itu, seorang staf Dinas Informasi dan komunikasi (Infokom) NAD, Yusran Ahmad, mengakui bahwa papan reklame itu milik instansinya. "Kami telah mencetak papan reklame itu sepuluh buah dan terpasang di sejumlah wilayah di Aceh. Hak cipta itu diberikan oleh seorang wartawan di Banda Aceh. Kami telah memberikan uang senilai Rp10 juta untuk wartawan tersebut," kata dia.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006