Jakarta, 14/3 (ANTARA) - Pengembangan kawasan budidaya bandeng melalui demfarm (demontration farm) mulai menunjukkan hasilnya. Budidaya bandeng model ini diharapkan mampu meningkatkan produksi bandeng nasional. Tercatat produksi bandeng nasional pada Tahun 2012 sebesar 522.100 ton atau sekitar 103,71 % dari target 513.400 ton.”Untuk tahun 2013 ditargetkan peningkatan produksi bandeng nasional sebesar 604.000 ton.” demikian dikatakan Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, ketika panen bandeng di lokasi tambak percontohan demfarm di desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang.

     Menurut Slamet, keberhasilan tambak percontohan budidaya Bandeng kali ini melengkapi keberhasilan Desa Lontar Kecamatan Kemiri sebelumnya yaitu panen udang di tambak percontohan Balai Besar Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara pada tanggal 15 Februari 2013 lalu. Keberhasilan ini tidak lain melalui peningkatan teknologi budidaya anjuran yang semula tradisional menjadi budidaya semi intensif. Dukungan infrastruktur dan input produksi berupa benih dan pakan secara nyata juga mampu meningkatkan produktivitas dan mutu hasil produksi budidaya.“ Program demfarm ini cukup membanggakan. Dalam periode kurang dari sebulan, Kabupaten Tangerang berhasil melakukan panen udang dan bandeng sebagai bagian dari program revitalisasi tambak KKP,” ujar Slamet.

     Slamet menjelaskan, bahwa tambak demfarm di Kabupaten Tangerang ini merupakan bagian dari 500 ha lokasi revitalisasi tambak bandeng tahun 2012, di mana program revitalisasi tambak bandeng meliputi 6 Kabupaten yaitu Serang, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. “Panen bandeng kali ini, tentunya merupakan bagian dari rangkaian kesuksesan para pembudidaya dan diharapkan akan diikuti oleh daerah lainnya,” urai Slamet. Luas lahan demfarm Bandeng di Kab. Tangerang adalah 100 Ha yaitu di Kecamatan Kronjo 50 Ha dan Kecamatan Kemiri 50 Ha. “Panen Bandeng di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri sudah dimulai pada tanggal 7 Maret 2013 melalui panen secara partial dengan hasil produksi sebanyak 9,6 ton di tambak seluas 6 hektar,” jelasnya.

     Menurut Slamet, melalui kegiatan panen bandeng ini, secara langsung akan menunjukkan usaha budidaya bandeng dapat menjadi alternatif usaha yang menjanjikan. Usaha ini juga secara nyata mampu meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Di samping itu, keberhasilan tambak percontohan demfarm bandeng ini diharapkan akan kembali menumbuhkan minat dan respon masyarakat untuk kembali terjun berbudidaya bandeng. Demfarm bandeng juga akan menjadi embrio bagi pengembangan usaha budidaya bandeng khususnya di Pantura Banten dan umumnya di Pantura Jawa. “Aktivitas usaha budidaya ini tidak berhenti pada tataran pelaksanaan program saja, namun harus terus berkelanjutan,” katanya.

     Slamet menambahkan, kelembagaan kelompok juga sangat mendukung keberhasilan budidaya. Untuk itu kelembagaan agar senantiasa diperkuat dan dijalankan dengan baik, karena merupakan factor utama dalam membuka peluang dalam mendapatkan akses produksi, pasar dan permodalan. Dukungan dan kerjasama yang baik dari lintas sektoral, seperti perbankan/lembaga keuangan dan seluruh stakeholders pelaku usaha perikanan, sangat menentukan. “Mereka diharapkan bersama-sama bersinergi dalam mendukung industrialisasi perikanan budidaya dan mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri. Program ini akan mampu memberdayakan dan mengelola segenap potensi sumberdaya perikanan budidaya yang ada secara berkelanjutan demi pergerakan pembangunan ekonomi nasional dan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013