"Kami harus menindak para importir nakal itu secara tegas."
Surabaya (ANTARA News) -  Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengancam akan menyita kontainer berisi bawang putih milik importir nakal yang tidak segera mendistribusikan komoditas tersebut ke pasar,
 
"Kami harus menindak para importir nakal itu secara tegas. Setelah menyita bawang milik importir, kami siap membakarnya atau melelangnya melalui Kementerian Perdagangan maupun Kementerian Pertanian," katanya usai melakukan inspeksi mendadak terhadap sejumlah kontainer bawang di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), Jawa Timur, Selasa.

Menurut dia, inspeksi mendadak yang dilakukan bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo, sekaligus bertujuan memeriksa langsung kontainer berisi bawang putih impor.

"Apalagi, ada indikasi dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) praktik kartel dalam bisnis tersebut," ujarnya.

Bahkan, pihaknya perlu melihat secara langsung bagaimana kondisi peti kemas berisi bawang putih yang menumpuk di TPS Tanjung Perak.

"Tindakan kami sekarang untuk memastikan bahwa bawang putih siap dikeluarkan di pasar nasional. Dengan ini, kami harap dapat menekan lonjakan harga di pasar," tukasnya.

Sebelum ke TPS, ia bersama Gubernur Jatim telah berkomunikasi dengan pedagang sayur di Pasar Tradisional Wonokromo Surabaya. "Di sana, harga bawang putih mulai turun," ucapnya.

Saat ini, lanjut dia, harga bawang putih di Pasar Wonokromo turun menjadi Rp35-40 ribu/kilogram. Akan tetapi, ada beberapa pedagang masih menjual dengan harga Rp55 ribu/kilogram untuk bawang putih jenis kating (kualitas super).

"Oleh karena itu, kami harap beberapa hari ke depan semua bawang putih impor yang tertahan karena permasalahan surat persetujuan impor (SPI) maupun yang sengaja ditahan oleh importir harus keluar dari Tanjung Perak," ujarnya.

Sebelumnya, pihaknya sudah melepas 293 kontainer bawang putih dari Tanjung Perak. Namun, kini masih ada puluhan kontainer bawang putih di kawasan tersebut. "Sampai sekarang belum ada importir penanggung jawab kontainer bawang putih itu," katanya.

Pewarta: Slamet Hidayat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2013