... boleh tidak satu persen dikasihkan ke Inggris?... "
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono saat meresmikan pembangunan proyek terminal Kalibaru atau Priok Baru, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat sore, mengungkap, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini telah membuat negara-negara Eropa kagum. Tak terkecuali Inggris juga kagum. 

Sampai-sampai, menurut Yudhoyono, Wakil Perdana Menteri Inggirs, Nick Cleeg, kala bertemu dua tahun lalu di Seoul, Korea Selatan, bercanda "meminta" sebagian tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Waktu itu ekonomi kita tumbuh 6,5 persen, dengan bercanda, dia katakan kepada saya, boleh tidak satu persen dikasihkan ke Inggris? Karena Eropa sedang alami pertumbuhan yang melambat, rendah, ada yang minus, ada yang nol koma sekian," kata Yudhoyono, disambut tawa para hadirin.

Walau dunia selalu memuji-muji Indonesia, namun masih banyak hal terjadi; di antaranya kelangkaan bawang putih dan bawang merah berujung kenaikan gila-gilaan harga komoditas pangan itu masih membayangi. Hal ini terjadi justru di Indonesia, negara yang dilimpahi tanah subur.

Pada masa Orde Baru, ada sesanti pembangunan yang selalu dijadikan patokan tiap penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun alias masa kerja kabinet pemerintahan. Sesanti itu adalah stabilitas, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Yudhoyonopun juga bercerita saat menerima mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, di kantornya, Jakarta, dua hari lalu (19/3).

Keduanyapun berbicara mengenai perkembangan dunia termasuk perekonomian Indonesia yang stabil dan tumbuh di atas enam persen di tengah kelesuan perekonomian global khususnya Eropa.

"Blair katakan jika ini di Eropa seperti mimpi (pertumbuhan di atas enam persen)," kata Yudhoyono.

"Manakala momentum ini tidak kita sia-siakan, maka insya Allah, lima... 10... 20 tahun mendatang ekonomi kita tumbuh makin kuat dan diharapkan di samping kuat juga akan tumbuh makin merata, makin adil. Kalau itu terjadi, maka kesejahteraan rakyat Indonesia akan kita tingkatkan secara singnifikan," kata dia.

(M041)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013