Puluhan orang dikhawatirkan masih terjebak di bawah lapisan lumpur dua hari setelah insiden tersebut terjadi.
Tanah longsor melanda Irshalwadi, sebuah desa di wilayah pegunungan yang terpencil sekitar 60 kilometer (km) dari Mumbai yang ditinggali setidaknya 225 orang, pada Kamis (20/7) malam.
Bencana tersebut meratakan beberapa rumah dan sekitar 80 orang berhasil menyelamatkan diri.
Sementara itu, sekitar 80 orang lain masih dinyatakan hilang, lapor surat kabar The Times of India pada Sabtu.
“Kami sedang mempersiapkan peralatan teknis dan teknik penyelamatan kami,” S.B. Singh, seorang pejabat Badan Tanggap Bencana Nasional (NDRF), mengatakan kepada Reuters.
“Kami tidak dapat memperkirakan hingga kini berapa banyak orang yang masih terjebak,” ujarnya.
Empat korban kembali ditemukan pada Sabtu, lanjut Singh.
Gambar yang ditayangkan stasiun berita menunjukkan tim penyelamat mendaki wilayah pegunungan tersebut ke lokasi tanah longsor mengenakan jas hujan dan membawa alat penggali.
Operasi penyelamatan terhambat oleh hujan deras, jarak pandang yang buruk, dan lokasi yang berbukit, kata Singh.
Ada sekitar 16 sampai 17 rumah yang terdampak oleh bencana tersebut dan banyak keluarga telah dipindahkan, tambahnya.
Sebelumnya, Singh mengatakan kepada koran Indian Express bahwa kedalaman material longsor mencapai 10 hingga 29 kaki (sekitar 3 hingga 8,8 meter).
Bencana yang terkait dengan hujan telah menewaskan lebih dari 100 orang di India, sebagian besar di wilayah utara, sejak 1 Juni, menurut Departemen Meteorologi India.
Curah hujan 400 milimeter (mm) tercatat melanda beberapa lokasi di desa yang dihiasi dengan benteng-benteng tua dan dilengkapi dengan jalur-jalur pendakian itu dalam 24 jam terakhir pada Kamis, menurut departemen tersebut.
Peringatan telah dikeluarkan untuk daerah pesisir di negara bagian Maharashtra dan Gujarat yang dilanda hujan yang membuat sekolah-sekolah ditutup, menggenangi jalan, dan mengganggu transportasi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Lima orang tewas, beberapa lainnya terjebak longsor di India
Penerjemah: Uyu Septiyati Liman
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023
