... diramalkan menjadi negara maju dengan pendapatan sekitar 24.000 dolar Amerika Serikat perkapita pada 2050... "
Makassar (ANTARA News) - Indonesia berpeluang masuk menjadi tujuh besar negara kekuatan ekonomi dunia pada 2030, mengalahkan Jerman dan Inggris. Tahun lalu, PDB Indonesia 928,274 miliar dolar Amerika Serikat dengan pendapatan perkapita pertahun 3.910 dolar Amerika Serikat.

"Indonesia diramalkan menjadi negara maju dengan pendapatan sekitar 24.000 dolar Amerika Serikat perkapita pada 2050 berdasarkan riset The Economist 2012," kata Ketua Umum Apindo Sulawesi Selatan, La Tunreng, pada Lokakarya dan Sosialisasi peluang Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) 2015, di Makassar, Selasa.

Menurut dia, berdasar dari riset yang diambil dari Mc Kingsey Institute, Indonesia akan masuk dalam tujuh besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 mengalahkan Jerman dan Inggris. Hal ini juga memasukkan indikator jumlah penduduk masing-masing negara.

Dari sisi kependudukan, kata dia, akan tumbuh kelas menengah Indonesia dari 45 juta orang pada 2010 menjadi 135 juta orang pada 2030 atau tumbuh sekitar 90 juta orang.

Selain itu, Indonesia diprediksi bersama negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India, dan China) akan mendominasi PDB dunia dengan pangsa lebih dari 50 persen pada 2025.  "PDB perkapita kita diperkirakan akan mencapai sekitar 15.000 dolar Amerika Serikat," katanya. 

Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,3 persen dibandingkan dengan Malaysia 5,4 persen, Thailand 5 persen, Singapura 1,2 persen, Fhilipina 6,6 persen, dan Vietnam 5,7 persen.

Indonesia sebagai negara dengan perekonomian ke-16 di dunia, nomor 4 di Asia, setelah China, Jepang dan India serta terbesar di Asia Tenggara. 

Salah satu keunggulan komparatif Indonesia yang belum diseriusi adalah sektor perikanan laut dan produk turunan. Potensi pendapatan negara dari ikan tangkapan laut pada 2010 sekitar 4 miliar dolar Amerika Serikat. 

Jumlah ini semakin tinggi jika diberi nilai tambah, mulai dari peningkatan teknologi penyimpanan dan pengemasan, efisiensi pengiriman, hingga pengolahan menjadi komoditas baru.

(KR-DF/E008)

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013