Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengharapkan industri galangan kapal Cina melimpahkan sebagai "order" ke Indonesia melalui kerjasama dengan industri galangan kapal di dalam negeri pemanfaatan kapasitas (utilisasi) industrinya masih rendah. Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi, di Jakarta, Jumat, menjelaskan dalam kunjungan Deperin ke Cina pekan lalu, ternyata industri galangan kapal di pantai timur Asia, termasuk Jepang dan Cina sudah penuh. "Kita mengharapkan dapat limpahan itu dan mereka juga dapat mitra untuk meneruskan ordernya," ujar Budi. Untuk itu, pihaknya mengajak BUMN galangan kapal China, China State Shipbuilding Corp (CSSC) untuk menjajaki kerjasama dengan industri galangan kapal di Indonesia. Diakui Budi, selama ini industri galangan kapal Indonesia lebih banyak membuat kapal ukuran yang lebih kecil dibanding Cina yang membuat kapal kargo ukuran besar. "Kita (industri galangan kapal Indonesia) kan baru (membuat kapal) paling besar 50 ribu ton (DWT). Tapi PT IKI akan membuat 100 ribu ton (DWT)," katanya. Oleh karena itu, rencananya pihak Cina akan melakukan penjajakan untuk melihat langsung potensi dan kemampuan industri galangan kapal di Indonesia. "Kita akan arahkan mereka untuk memperkuat pula pusat desain (kapal) kita yang ada di Surabaya," katanya. Menanggapi pertanyaan, apakah pemerintah akan mengarahkan pembangunan galangan kapal Cina di Batam yang kini menjadi tempat investasi industri galangan kapal Singapura, Budi mengatakan pihaknya lebih menginginkan pembangunan galangan kapal di kawasan timur Indonesia. Berdasarkan data Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) sampai awal 2006 tercatat sebanyak 46 industri galangan kapal dengan kapasitas terpasang untuk membangun baru sebesar 337.500 DWT dan untuk fasilitas perbaikan mencapai 5,4 juta DWT per tahun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006