Moskow (ANTARA) - Rusia dan tujuh pemimpin negara Afrika pada Jumat mendesak PBB untuk mengambil tindakan untuk melepaskan pengiriman 200 ribu ton pupuk Rusia yang tertahan di pelabuhan Eropa agar bisa segera dikirim ke Afrika.

Dalam pernyataan bersama, yang diterbitkan di situs web Kremlin, presiden Komoro, Kongo, Mesir, Rusia, Senegal, Afrika Selatan, Uganda, dan Zambia "menyerukan langkah-langkah khusus untuk menghilangkan hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, sehingga memungkinkan pelanjutan implementasi penuh inisiatif Laut Hitam."

"Para pemimpin juga meminta PBB untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melepaskan 200 ribu ton pupuk Rusia yang diblokir di pelabuhan Uni Eropa untuk segera dikirim secara gratis ke negara-negara Afrika," katanya.

Dalam pernyataan tersebut, mereka juga menyebutkan prakarsa perdamaian Afrika yang akan dilanjutkan demi "membuka pintu menuju perdamaian."

Baca juga: Rusia tagih aksi nyata AS dalam kesepakatan pangan Laut Hitam

Pada Juni, para pemimpin Afrika mengunjungi Rusia dan Ukraina dalam upaya untuk mengakhiri perang, yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

Pembahasan tentang prakarsa perdamaian Afrika juga sempat dibahas di sela-sela KTT ke-2 Rusia-Afrika yang diadakan di St. Petersburg pada 27-28 Juli.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menjanjikan akan memasok biji-bijian secara gratis ke Afrika setelah Moskow memutuskan menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

Moskow menangguhkan partisipasi dalam perjanjian tersebut karena ada beberapa tuntutan mereka yang hingga kini belum terpenuhi, yaitu menghapuskan hambatan ekspor pupuk Rusia dan mengembalikan bank pertanian Rusia ke dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Erdogan dan Putin bahas biji-bijian Laut Hitam melalui telepon

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023