Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan salah satu solusi untuk mengatasi polusi udara di DKI Jakarta adalah dengan menggeser beban yang dipikul Jakarta sebagai ibu kota itu ke Nusantara (Ibu Kota Nusantara), Kalimantan Timur.

"Salah satu solusinya adalah mengurangi beban Jakarta, sehingga sebagian nanti digeser ke Ibu Kota Nusantara," kata Jokowi usai meresmikan Indonesia Arena di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin.

Jokowi mengatakan masalah polusi udara di Jakarta dan kota sekitarnya merupakan masalah yang sudah dialami selama bertahun-tahun.

Baca juga: Dokter: Gunakan masker untuk proteksi paru dari polusi udara

Selain pengurangan beban di Jakarta dan memindahkannya ke IKN, Jokowi menyebut solusi lain adalah dengan kebijakan Pemerintah saat ini yang terus mendorong agar pembangunan transportasi massal di Jakarta dan sekitarnya bisa segera selesai.

Transportasi massal itu seperti pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) ke seluruh rute yang telah direncanakan, kereta ringan atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek yang dalam proses pengerjaan, kereta cepat, hingga peningkatan penggunaan mobil listrik.

"MRT itu harus segera selesai di semua rute, LRT untuk semua rute harus selesai, kereta cepat itu moda-moda transportasi yang mengurangi, akan mengurangi polusi termasuk nantinya pemakaian mobil listrik kenapa kita berikan dorongan karena itu (solusi menghadapi polusi),” kata Jokowi.

Baca juga: Dokter sebut kualitas udara yang buruk berdampak pada kesehatan paru

Sebelumnya, polusi udara di Jakarta yang disebut semakin tidak sehat ramai diperbincangkan di media sosial.

Berdasarkan data kualitas udara yang dihimpun aplikasi kualitas udara "Nafas Indonesia" dan diunggah di laman twitter @nafasidn, disebutkan hampir seluruh titik sensor nafas di Jakarta dan kota penyangga (Jabodetabek) pada Senin pagi pukul 09.00 WIB, memiliki kualitas udara yang kotor dan mayoritas masuk kategori tidak sehat.

Baca juga: Dinas LH DKI ajak warga gunakan transportasi publik untuk beraktivitas

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023