Singapura (ANTARA News) - Satu wasit dan dua asisten wasit yang dijadwalkan memimpin pertandingan Piala Konfederasi Sepak Bola Asia antara Tampines Rovers dan Bengali Timur, pada Rabu di Singapura, dituduh telah menerima gratifikasi "dalam bentuk layanan seks".

Berita itu muncul dalam laporan media lokal Channel NewsAsia pada Kamis.

Asosiasi Sepak bola Singapura (FAS) mengatakan dalam satu pernyataan bahwa kasus itu melibatkan satu wasit dan dua asisten wasit.

FAS kini sedang bekerja bersama dengan lembaga anti-korupsi negara kota itu, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB). Kedua lembaga itu sedang melakukan penyelidikan mulai Rabu.

Para wasit itu akhirnya tidak muncul dalam pertandingan tersebut. Mereka kemudian diganti oleh wasit lainnya.

FAS mengatakan, "tidak akan memberi toleransi ketika hal itu terjadi karena menyangkut pelanggaran terhadap peraturan pertandingan dan melakukan korupsi dalam persepakbolaan."

"Sanksinya, pejabat pertandingan itu dapat diganjar skorsing permanen dari semua kegiatan sepak bola. Ini berlaku bagi setiap pemain atau pejabat sepak bola yang melakukan korupsi."

"Kami memberi perhatian serius terhadap tuduhan yang berkaitan dengan pengaturan skor pertandingan dan kegiatan korupsi dalam sepak bola."

Kasus ini terjadi tidak lama setelah seorang pengusaha Singapura disebut-sebut memainkan peranan penting dalam pengaturan skor pertandingan.

"Dan Tan Eng Seet, seorang warga Singapura yang telah disebut dalam laporan-laporan sejauh ini, kini membantu pemerintah Singapura dalam penyelidikan mereka," kata harian lokal Straits Times pada 22 Februari, mengutip pernyataan polisi.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013