Selama ini belum ada aturan yang mengatur limbah domestik rumah tangga ini,"
Surabaya (ANTARA News) - Perum Jasa Tirta Asa III Kota Surabaya menyatakan sebanyak 62 persen pencemaran sungai Kali Surabaya diakibatkan karena limbah domestik rumah tangga.

Kepala Divisi Asa III Perum Jasa Tirta Uli Muspardewanto, Jumat, mengatakan selama ini kualitas air di Kali Surabaya standar kelas dua. "Kalau mau ke kelas satu ya bertahap," katanya.

Hal ini, lanjut dia, dikarenakan pencemaran di Kali Surabaya 62 persen berasal dari limbah rumah tangga sedangkan sisanya limbah industri dan lainnya. "Selama ini belum ada aturan yang mengatur limbah domestik rumah tangga ini," katanya.

Selama ini, Jasa Tirta tidak bisa melakukan pengawasan secara optimal untuk pembuangan limbah rumah tangga ini. "Kontrolnya sulit, patroli air yang ditugaskan 24 jam juga tidak bisa mencegah. Kalau ada orang yang ketahuan membuang limbah ya kita beri sanksi," katanya.

Uli juga mengatakan bahwa tidak ada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara komunal untuk limbah rumah tangga. "Ada beberapa tapi sifatnya skala kecil atau di beberapa tempat seperti di BLH (Badan Lingkungan Hidup) dan Pengairan. Sedangkan yang dibuat oleh pemerintah daerah belum ada," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berharap agar semua pihak bisa menjaga Kali Surabaya dengan baik. "Jangan sampai kasus pencemaran kali Surabaya yang berujung pada matinya ribuan ikan yang dilakukan PG Gempol Kerep beberapa waktu lalu terulang kembali," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Reni Astuti mengatakan Pemkot Surabaya harus pro aktif ikut menjaga Kali Surabaya.

"Bahan baku air minum di PDAM Surabaya adalah Kali Surabaya. Mau tidak mau, pemkot wajib ikut menjaga meski itu wilayah Jasa Tirta," katanya.

Reni juga mengatakan pemkot bisa berpartisipasi dengan membantu membangun IPAL komunal rumah tangga yang jumlahnya di Surabaya masih minum. "Artinya butuh perhatian serius karena itu berkaitan dengan air minum yang selama ini dikonsumsi warga Surabaya. Jangan sampai memberatkan hidup mereka," katanya.

Jika tidak terjaga kualitas bahan baku air minum di kali Surabaya, kata dia, maka pihak terkait tidak berpihak kepada masyarakat kelas menengah ke bawah yang kondisinya memprihatinkan, apalagi mereka hidup di lingkungan kumuh. (A052/B012)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013