Beijing (ANTARA News) - Margaret Thatcher adalah pemimpin yang luar biasa yang dengan bijak berkompromi soal masa depan Hongkong, tulis media China seperti dikutip AFP.

Berita meninggalnya mantan perdana menteri Inggris dalam usia 87 tahun itu menempati halaman muka koran-koran besar China, bahkan harian berbahasa Inggris China Daily menurunkan tulisan khusus soal Thatcher di halaman belakang.

Selama kekuasaannya, kunci masalah antara London dan Beijing adalah masa depan koloni Inggris di selatan China (Hongkong) yang masa sewanya habis pada 1997.

Penandatanganan Deklarasi Bersama antara Inggris dan China pada 1984 yang memulai proses pengalihan Hongkong diakui sebagai konsesi kunci yang dibuat Thatcher untuk Beijing, tulis Global Times dalam editorialnya hari ini.

Kesepakatan ini berbalikan dengan perang dengan Argentina pada 1982 di mana Thatcher telah mebuat dunia terkesan karena pendiriannya yang teguh, tulis harian itu lagi.

"Thatcher berhasil memahami bahwa China bukan Argentina dan Hongkong bukan Falklands. Kami bisa katakan dia telah menciptakan kompromi terbesar sebagai perdana menteri dalam isu ini," sambung koran tersebut.

Editorial koran ini melanjutkan, "Lingkungan politik yang rumit dalam mana dia memainkan perannya, sebuah masa emas untuk para politisi, membuatnya luar biasa."

Satu dekade setelah pengalihan Hongkong ke Beijing pada 1997, Thatcher mengaku menyesal tak bisa membujuk pemimpin China saat itu Deng Xiaoping untuk memperpanjang masa sewa sebagian besar koloni itu.

Di Hongkong sendiri kubu liberal menganggap Thatcher ambivalen (mendua).  "Saya kira dia tidak berbuat yang terbaik untuk melindungi kepentingan warga Hongkong selama negosiasi China-Inggris," kata Ketua Partai Demokrat  Emily Lau seperti dikutip AFP.

Sementara mantan anggota DPR Selina Chow yang menyaksikan penandatanganan Deklarasi Bersama China-Inggris berkata pada koran The Standard bahwa Thatcher berusaha memberi keseimbangan antara kepentingan Inggris dan Hongkong.

Mantan pemimpin Hongkong Anson Chan yang sangat dihormati di Hongkong bahkan menyebut Thatcher telah membangun landasan yang kokoh bagi berlanjutnya kemakmuran wilayah itu.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013