Pertemuan ganti rugi dengan Israel ditunda hingga 21 atau 22 April,"
Ankara (ANTARA News) - Turki menunda pembicaraan dengan Israel atas ganti rugi, yang negara Yahudi itu akan membayar kepada korban serangan mematikan atas armada tujuan Gaza, pada pekan ini, kata pemerintah.

"Pertemuan ganti rugi dengan Israel ditunda hingga 21 atau 22 April," kata Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc kepada wartawan sesudah sidang kabinet mingguan pada Senin malam.

Arinc, yang dijadwalkan mengetuai pihak Turki dalam perundingan itu, mengatakan pertemuan tersebut harus dijadwal ulang, karena ia akan mendampingi Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dalam perjalanan ke Kirgistan pada pekan ini.

Kabar penundaan itu muncul sehari sesudah korban penyerbuan itu mengatakan tidak akan menarik gugatan mereka terhadap komandan Israel meskipun ada pembicaraan ganti rugi Turki-Israel.

"Kami tidak akan membahas ganti rugi atau menyerah pada persidangan sampai pengucilan atas Gaza dicabut," kata Musa Cogas, salah satu pegiat di kapal Mavi Marmara, kapal terbesar dalam armada bertujuan menerobos kucilan Israel atas Gaza itu.

Pejabat Israel dan Turki semula dijadwalkan bertemu pada 12 April untuk perundingan terobosan atas ganti rugi atas serangan itu, sebagai kelanjutan permintaan maaf negara Yahudi tersebut pada bulan lalu.

"Permintaan maaf tersebut berarti Israel mengakui kejahatannya dan memiliki arti diplomatik, tapi itu tidak ada artinya bagi kami," kata Ahmet Varol, pengulas untuk harian Turki "Akit" dan pegiat lain di armada tersebut.

"Armada itu berlayar untuk membuat embargo atas Gaza dicabut dan blokade dihapus dan kami jelas belum ada di sana," kata Varol.

Hubungan Israel dengan Turki, sekutu Muslim terdekatnya, anjlok ke titik terendah pada Mei 2010 ketika pasukan khusus Israel melancarkan serangan membabi-buta menjelang fajar atas armada enam kapal bertjuan Jalur Gaza, yang menewaskan sembilan warga Turki.

Serangan itu memicu kecaman dunia dan merusak parah hubungan sekutu kawasan Turki dengan Israel, dengan Ankara menuntut permintaan maaf resmi dan ganti rugi bagi keluarga korban.

Erdogan menerima permintaan maaf rekayasa Amerika Serikat itu "atas nama rakyat Turki", tapi menyatakan hubungan masa depan negara itu dengan Israel akan tergantung pada negara Yahudi tersebut.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, yang mengunjungi Istanbul pada Minggu, menyeru Turki dan Israel sepenuhnya memulihkan hubungan mereka. demikian AFP.

(B002/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013