Saya akan selau mengenang dirinya."
Amsterdam, Belanda (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher, dengan mengungkapkan kenangan akan wanita itu sebagai sosok yang cemerlang dan jeli.

Thatcher yang mendapat banyak sanjungan karena perannya di perang dingin, "tidak diragukan lagi sebagai politisi paling cemerlang di era kontemporer," kata Putin, saat bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam kunjungannya ke Amsterdam, Senin waktu setempat, lapor AFP.

"Dia telah meninggalkan kesan yang mendalam. Dia sangat jeli, lugas dan konsisten. Figur politisi yang hebat," kata pemimpin Rusia itu mengenang Thatcher yang meninggal pada usia 87, Senin.

Putin mengingat kontribusi Thatcher terhadap hubungan Anglo-Uni Soviet. Hal itu menurutnya akan selalu terkenang.

"Saya akan selalu mengenang dirinya," ujarnya.

Selama jabatannya pada dekade 80-an, Thatcher membangun hubungan yang sangat dekat dengan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan yang membantu perjuangan menutup "tirai" komunisme di Uni Soviet.

Mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev, yang memiliki hubungan baik dengan Thatcher saat mengakhiri perang dingin Eropa, mengatakan sosok "wanita besi" itu akan terus hidup dalam pemikiran dan kenangan.


Upacara Pemakaman

Pemerintah Inggris akan mengadakan upacara pemakaman untuk Thatcher, Rabu pekan depan, dengan inspektur upacara Ratu Elizabeth II, kata sumber resmi pemerintah.

Kematian Thatcher dipandang dengan beragam prespektif.

Berbagai ungkapan duka cita dan penghargaan datang dari seluruh penjuru dunia. Pemerintah Inggris, Selasa, mengumumkan tanggal upacara pemakaman di Katedral St Paul di London, penghormatan tertinggi, setingkat di bawah pemakaman kenegaraan.

Namun peristiwa kematian Thatcher juga terpolarisasi dengan berbagai pandangan, yang menyiratkan dinamika pendapat akan dirinya semasa hidup. Sebanyak enam polisi cedera dalam suatu "perayaan" atas meninggalnya Thatcher.

Thatcher, perdana menteri Inggris wanita pertama dan ikon internasional karena perannya dalam melawan komunisme dan mengakhiri perang dingin Eropa, meninggal di Hotel Ritz di London, Senin, pada usia 87 karena stroke.

"Telah disetujui pada rapat koordinasi pemerintah bersama keluarga Thatcher dan pihak Istana Buckingham. Pemakaman untuk Lady Thatcher akan dilakukan pada Rabu, 17 April di Katedral St. Paul," tulis keterangan resmi Downing Street, kantor Perdana Menteri David Cameron.

Ratu Elizabeth dan suaminya Pangeran Philip akan datang. Itu merupakan hal yang tidak biasa, kata Istana Buckingham. Ratu tidak biasanya mendatangi upacara pemakaman selain yang menyangkut kerajaan.

Para anggota parlemen telah diundang, Rabu waktu setempat, untuk memberikan penghargaan untuk Thatcher yang juga perdana menteri terlama yang pernah menjabat di abad ke-20.

Mobil ambulans dengan iringan polisi menggunakan sepeda motor datang Selasa pagi ke Hotel Ritz di London tengah tempat Thatcher menghembuskan nafas terakhirnya, kata seorang fotografer AFP.

Pengubur memasang sebuah layar hijau di belakang pintu hotel sebelum jenazah Thatcher datang pada 12.20 dini hari.

Thatcher, seorang konservatif, sebenarnya tidak menginginkan upacara pemakaman yang "kelasnya" diberikan kepada kaum monarki atau tokoh perang dingin Winston Churchill. Juru bicara Thatcher, Lord Tim Bell menyebut itu "tidak pantas".

Thatcher juga meminta, pada pemakamannya tidak ada seremoni militer dengan atraksi pesawat, karena dinilai hanya menghambur-hamburkan uang.

Pernyataan itu datang setelah perwakilan konservatif meminta upacara pemakaman kenegaraan untuk Thatcher.

Upacara pemakaman sebelumnya hanya diberikan kepada "Queen Mother" -- ibunda dari Ratu Elizabeth II yang meninggal pada 2002 -- dan kepada Putri Diana yang meninggal karena kecelakaan mobil di Paris pada 1997.

Pemakaman Thatcher akan menjadi hal yang diperbincangkan. Peti mati Thatcher akan dibawa ke Istana Westminister -- bagian dari Parlemen -- saat malam sebelum pemakaman dan akan dibawa menggunakan mobil-mobil bersenjata menuju katedral.

Di parlemen, Rabu, pemerintah diharapkan memberi pengharaan untuk Thatcher -- yang sudah memiliki patung di luar gedung parlemen.

Namun, masalah muncul ketika protes berdatangan menentang rencana itu. Protes-protes itu dari penambang, serikat buruh dan demonstran antipajak terkait Thatcher pada 1980.

Di Bristol, sebelah barat daya Inggris, enam polisi cedera dan salah satu di antaranya luka berat, ketika mereka mencoba untuk menghentikan kegiatan 200 orang yang sedang "merayakan" kematiannya, kata seorang polisi kepada AFP.

Sejumlah botol dan kaleng berterbangan ke arah petugas dan percikan api juga timbul.

Di selatan London, kawasan yang bersebelahan dengan Brixton, musuh bebuyutan dari Thatcher itu merayakan kematiannya di pingir jalan sambil menyuarakan, "bersukacitalah, Thatcher telah mati" dan mereka menari dengan iringan musik hip hop dan reggae dengan volume yang keras

Namun, polisi mengatakan kekacauan itu hanya berskala kecil dan tidak ada yang ditangkap serta tidak ada korban luka. Pesta serupa terjadi di Glasow, Skotlandia.

Koran Inggris juga memiliki prespektifnya masing-masing.

Judul positif dari media "sayap kanan" membuat banyak pujian berlebihan, seperti media Daily Telegraph menyebut Thatcher "pemenang kebebasan untuk para pekerja, bangsa dan dunia,".

Namun media sayap kiri The Guardian menyebut Thatcher sebagai "kultus keserakahan".

Pemimpin dunia telah memberikan pujian pada Thatcher. Perdana Menteri Australia Julia Gillard memberi penghormatan dengan menyebut Thatcher telah mengubah sejarah untuk wanita.

Paus Francis mengatakan dia mengingat nilai-nilai Kristen dan komitmen Thatcher untuk pelayanan rakyat dan mempromosikan kebebasan untuk para bangsa.

Namun di Argentina, sejumlah veteran perang Falkland (Malvinas) gembira atas meninggalnya Thatcher.

"Tuhan memberkati momen dimana wanita bermasalah telah meninggal," kata Doemnico Gruscomagno, pria uzur berusia 71 tahun.

"Dalam rangka untuk menang dalam pemilu dia mengobarkan perang," katanya.

Mario Volpe, pemimpin veteran perang Malvinas (Falklands) mengatakan Thatcher "meninggal tanpa dihukum, tanpa diadili,".

Inggris dan Argentina terlibat perang pada 1982 ketika pasukan Argentina menginvasi kepulauan sengketa yang dikuasai Inggris. Saat itu, sebanyak 649 orang Argentina meninggal dan 255 orang Inggris tewas. Ketegangan masih terasa hingga kini. (I029/M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013