Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi, menguat 20 poin menjadi Rp9.380/9.385 perdolar AS dibanding hari sebelumnya Rp9.400/9.405, menyusul aksi lepas dolar AS oleh pelaku domestik. "Kenaikan rupiah itu, karena pelaku menilai penguatan dolar AS sudah cukup tinggi dan saatnya untuk melepasnya dalam upaya mencari untung," kata Analis Valas PT Bank Mega Tbk, Adrian, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan rupiah juga mendapat dukungan pasar saham Asia yang menguat, karena para eksportir merasa khawatir dengan rencana kenaikan suku bunga AS yang akan dibahas pada pertemuan akhir pekan ini. Karena itu, rupiah mempunyai peluang untuk menguat lebih jauh melihat dukungan pasar cukup besar, katanya. Indeks Nikkei naik 0,25 persen atau 37,38 mennjadi 15.115,02 indeks Sp/ASX, Australia naik 1,11 persen dan indeks Kospi, Korsel naik 1,94 persen. Rupiah, lanjutnya, seharusnya sudah menguat, apabila bank sentral Jepang (BOJ) menaikkan tingkat suku bunganya yang selama ini dipertahankan pada tingkat nol persen. Namun, ketidakpastian kenaikan suku bunga itu, akibat skandal Fukui mengenai investasi pribadi di Murukami Fund dikhawatirkan kasusnya akan menjadi besar. Karena itu pelaku pasar masih tetap memfokuskan perhatian terhadap skandal itu, sehingga menekan yen terpuruk terhadap euro maupun dolar AS, katanya. Mengenai rencana bank sentral AS (The Fed), ia mengatakan, The Fed tetap akan menaikkan tingkat suku bunga bahkan bisa lebih dari dua kali untuk menahan kenaikan inflasi AS. Rencana kenaikan suku bunga itu sangat mengkhawatirkan bagi para eksportir Jepang karena Amerika Serikat merupakan pasar utama produk negaranya, ucapnya. Dolar AS turun menjadi 116,10 dari sebelumnya 116,26 yen, euro naik jadi 1.2601 dari 1,2581 dan euro naik menjadi 146,40 yen. Kenaikan euro saat ini didukung oleh rencana Bank Sentral Eropa (ECB) yang secara agresif akan melakukan pengetatan moneter dan segera menaikkan suku bunganya, katanya. Rupiah pada penutupan pasar nanti diperkirakan masih akan bergerak naik melihat potensi pasar masih besar untuk mendorong mata uang lokal itu menguat. (*)

Copyright © ANTARA 2006