"Total air bersih yang saat ini siap didistribusikan untuk mitigasi bencana kekeringan ada 29 truk tanki atau sekitar 145 ribu liter," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Senin.
Menurut dia, di Kabupaten Sleman pada puncak musim kemarau tahun ini ada empat wilayah yang masih berpotensi terjadi kekeringan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari.
"Empat wilayah tersebut meliputi Kapanewon (Kecamatan) Prambanan, Gamping, Tempel dan Kapanewon Moyudan.
"Empat kapanewon tersebut memiliki risiko tinggi bencana kekeringan. Namun sampai saat ini belum wilayah rawan tersebut yang mengajukan bantuan air bersih," katanya.
Ia mengatakan, empat wilayah tersebut memiliki risiko tinggi bencana kekeringan karena memang letak geografinya yang jauh dari sumber air bersih.
"Namun untuk sebagai kalurahan di wilayah tersebut sudah terpasang jaringan air bersih baik yang dikelola desa maupun PDAM. Hanya saja belum semuanya terjangkau," katanya.
Makwan mengatakan, BPBD Sleman bersama kapanewon dan kelurahan setempat terus berupaya untuk memudahkan akses air bersih bagi masyarakat baik itu dengan pembuatan sumur bor dalam maupun perluasan jaringan pipa air bersih.
"Kami tetap terus berupaya agar wilayah-wilayah yang rawan kekeringan air bersih bisa lebih mudah dalam akses air bersih.
"Target kami tetap 'zero droping' air bersih saat puncak kemarau," katanya.
Baca juga: BPBD Sleman imbau pelaku wisata dan wisatawan patuhi zona aman Merapi
Baca juga: Lima desa di Sleman masih membutuhkan bantuan air bersih
Baca juga: Kawasan Prambanan dipasok air tiap hari dampak meluasnya kemarau
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023