Kan sering terjadi politikus dari parpol ini kemudian berpindah ke parpol lain karena tak mendapat kedudukan, dan sebagainya. Tanpa mempertimbangkan ideologi yang dianut parpol
Semarang (ANTARA News) - Budayawan Prof. Eko Budihardjo menilai kalangan politikus di Indonesia kerap tidak berpegang pada ideologi, ini tercermin dari seringnya politikus berpindah dari satu partai ke partai lain.

Menurut dia, di Semarang, Senin, pertimbangan ideologi setidaknya dapat menghindarkan kader parpol untuk "menyeberang" ke parpol lain yang tidak sealiran, misalnya kader parpol nasionalis akan bertahan atau pindah di parpol serupa.

Namun, kata mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu, kenyataannya sekarang ini cukup banyak kader parpol yang berpindah-pindah antarparpol secara tidak jelas tanpa mempertimbangkan aspek ideologi.

Ia mengakui kecenderungan politikus menjadi "kutu loncat" memang tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara, seperti Australia. Ia menyebut politikus di negara tersebut layaknya kanguru.

"Kanguru kan loncatnya tidak jelas, kadang ke sana, kadang ke sini. Di Inggris juga seperti itu, para politikusnya kerap berpindah-pindah parpol demi mendapatkan mendapatkan kedudukan atau jabatan," katanya.

Bahkan, kata dia, ada satu idiom di Jerman yang menyebutkan bahwa politikus saat belum terpilih terlihat "mengguncang-guncang", tetapi setelah terpilih justru "mengguncangkan hati rakyat" yang telah memilihnya.

Di Selandia Baru, ujarnya, ada kelakar yang menyebutkan bahwa sebagian besar janji politikus tidak akan dipenuhi namun justru itu harus disyukuri, sebab kalau semua janji dipenuhi justru negara yang bangkrut.

"Janjikan pendidikan gratis, kesehatan gratis, harga barang turun, dan sebagainya. Bayangkan kalau semuanya dipenuhi. Kalau semua duit negara dipakai untuk itu pasti bangkrut," katanya sembari tertawa.

Karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk mencermati rekam jejak para calon pemimpinnya secara baik dan tidak memilih sosok yang punya track record jelek seperti pernah korupsi.

"Kan ada politikus yang gembar-gembor mengajak masyarakat untuk `Say No to Corruption`. Katakan `Tidak` pada korupsi. Namun, kenyatannya yang mengatakan itu justru terjerat korupsi dan masuk penjara," kata Eko.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013