Sesuai tuntutan zaman dan berdasarkan pengalaman kepemimpinan di Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, kami berpendapat bangsa Indonesia memerlukan "genre" kepemimpinan baru, yaitu kepemimpinan profetik atau kenabian,"
Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Relawan Sosial Indonesia (IRSI) menilai bahwa pada masa sekarang bangsa Indonesia memerlukan suatu kepemimpinan kenabian yang dapat membangun bangsa ke arah yang lebih baik.

"Sesuai tuntutan zaman dan berdasarkan pengalaman kepemimpinan di Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, kami berpendapat bangsa Indonesia memerlukan "genre" kepemimpinan baru, yaitu kepemimpinan profetik atau kenabian," kata Ketua IRSI Parni Hadi dalam acara peluncuran buku "Hamengku Buwono IX: Inspiring Prophetic Leader" di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pemimpin yang profetik saat ini sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia karena dia dan para anggota IRSI merasa gelisah melihat keadaan negeri yang dinilai memprihatinkan karena kurangnya pemimpin yang ideal.

"Ini semua berangkat dari rasa gelisah, cinta, dan rindu. Kami sangat gelisah melihat keadaan negeri ini, tetapi kami juga mencintai negeri ini sehingga kami rindu mencari pemimpin yang benar-benar amanah dan mencintai rakyatnya," kata Parni.

Mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA itu mengatakan, pemimpin "profetik" cenderung menjalankan kekuasaannya bukan hanya dengan kecanggihan akal atau kemampuan profesionalnya, tetapi melibatkan faktor spiritualitas, yakni melibatkan Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalankan kepemimpinan.

"Melalui hidayah atau petunjuk dari Yang Kuasa, kami yakin pemimpin `profetik` akan mempersembahkan kepemimpinan yang efektif dan diberkahi," ujarnya.

Namun, Parni mengatakan, pada zaman sekarang ini sulit untuk mendapatkan pemimpin yang amanah di Indonesia akibat praktik transaksionalime yang sering terjadi.

"Kami realwan Indonesia yang berhimpun dalam IRSI melihat tujuan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia belum tercapai, dan bahkan kini dihambat oleh menjamurnya praktik transaksionalisme yang mengakibatkan maraknya korupsi di segala lapisan, dari atas sampai bawah," tuturnya.

Mantan Dirut LPP RRI itu mengingatkan, menjelang Pemilu 2014, bangsa Indonesia sedang menunggu calon-calon pemimpin legislatif dan eksekutif untuk meneruskan perjalanan Republik Indonesia, di mana pada tahap ini, diperlukan sosok-sosok pemimpin yang dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

"Pada tahap inilah kita perlu mencari pemimpin yang mau dan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin untuk seluruh lapisan rakyat Indonesia," kata Parni.

Lebih lanjut dikatakannya, dalam rangka menuju Indonesia yang lebih baik, para pemilih dan para calon pemimpin memerlukan tokoh rujukan tentang kualitas seorang pemimpin yang dibutuhkan Indonesia masa depan.

Oleh karena itu, katanya, para relawan IRSI merasa terpanggil untuk turut serta mencari dan menemukan calon-calon pemimpin yang negarawan dan mempunyai sifat kepemimpinan kenabian.

"Ciri kepemimpinan profetik itu, antara lain berjiwa relawan, mengabdi tanpa pamrih, tidak transaksional, bersifat pembaharu, pengambil keputusan yang tegas, dan tidak suka mengumbar janji," ujarnya.

Pada Kesempatan itu, Sri Sultan Hamengku Buwono X berpendapat bahwa pemimpin untuk Indonesia di masa depan tidaklah harus sosok yang populer asalkan pemimpin itu amanah dan dapat mengayomi semua rakyatnya.

"Pemimpin itu tidak perlu harus terkenal tetapi haruslah amanah dan berguna bagi bangsanya," kata Sri Sultan.

Dia mengaku sulit bagi dirinya untuk membicarakan tentang kepemimpinan karena bila membahas masalah pemimpin Indonesia di masa depan maka harus berhubungan dengan politik.

"Namun, bagaimanapun juga pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau melindungi dan memberi manfaat bagi rakyatnya," ujarnya.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013