Jika berjalan baik, hubungan investasi dan perdangangan kedua organisasi itu akan menghasilkan keuntungan bagi kedua pihak,"
Jakarta (ANTARA News) - Uni Eropa mengincar kesepakatan perdagangan tunggal dengan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara guna mempercepat pemulihan krisis blok ekonomi Eropa itu.

Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan ASEAN, Julian Wilson, dalam Forum Kebijakan Ekonomi UE-ASEAN di Jakarta pada Kamis mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan dengan ASEAN itu merupakan salah satu prioritas menjelang integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

"Jika berjalan baik, hubungan investasi dan perdangangan kedua organisasi itu akan menghasilkan keuntungan bagi kedua pihak," kata Dubes Wilson.

Sebagai gambaran, ASEAN saat ini adalah mitra dagang ketiga Uni Eropa setelah Amerika Serikat dan Cina, dengan perdagangan barang dan jasa mencapai 180 miliar euro pada 2012, sedangkan Uni Eropa juga merupakan mitra dagang kedua terbesar ASEAN setelah Cina, yang menyumbang 11 persen dari nilai perdagangan negara ASEAN di seluruh dunia.

Julian menambahkan, Uni Eropa, yang memiliki hubungan baik dengan ASEAN, mendorong integrasi di kawasan ASEAN, karena itu secara tidak langsung akan memengaruhi perekonomian negara di Asia Tenggara tersebut.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Ekonomi dan Perdagangan Delegasi Uni Eropa di Jakarta, Harvey Rouse, mengatakan bahwa untuk mencapai kesepakatan tunggal dengan ASEAN secara keseluruhan, pihaknya harus melobi satu persatu negara di kawasan tersebut.

"Kami telah mencapai kesepakatan dengan Singapura, sementara dengan Vietnam dan Thailand sedang penjajakan. Indonesia masih dalam tahap penilaian potensi kedua pihak," kata Rouse.

Forum Kebijakan Ekonomi UE-ASEAN dihadiri diplomat, pejabat pemerintah, akademisi, masyarakat usaha dan media dengan tujuan menekankan kepentingan sama ASEAN dengan UE, sekaligus melibatkan negara anggota ASEAN serta unsur swasta di kawasan itu memperkuat hubungan ekonomi, khususnya untuk meneruskan dinamika ekonomi.


Pewarta: Panji Pratama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013