Kediri (ANTARA News) - Senjata yang ditemukan di rumah Brigjen TNI Koesmayadi diduga ada kaitannya dengan berbagai peristiwa kekerasan dan sabotase politik terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. "Kami menduga senjata yang ditemukan di rumah Koesmayadi itu ada kaitannya dengan tindak kekerasan, seperti ancaman bom, kasus pembunuhan misterius, dan sabotase politik terhadap pemerintahan SBY," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Usman Hamid, saat dihubungi dari Kediri, Sabtu. Lebih lanjut anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kasus terbunuhnya pendekar HAM Munir itu mengatakan penemuan senjata di rumah petinggi TNI yang menjabat Wakil Asisten Logistik KASAD itu merupakan cermin rendahnya kontrol produksi, penggunaan, dan peredaran senjata. "Kalau kontrol produksi, penggunaan, dan peredaran senjata di lingkungan TNI dilakukan secara ketat, tidak mungkin terjadi peristiwa seperti ini," ujarnya. Menurut dia, sebelum ditemukan, beberapa senjata tersebut di antaranya sudah banyak berada di tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, kata dia, sangat beralasan jika senjata tersebut kemungkinan besar digunakan untuk tindak kekerasan di Poso dan tempat-tempat lainnya untuk tujuan sabotase politik. Ia mendesak kepada aparat penegak hukum untuk membongkar lebih jauh kasus penemuan senjata di rumah Brigjen Koesmayadi. "Selain itu kami juga meminta agar pengelolaan senjata di lingkungan TNI, Polri, dan BIN (Badan Intelijen Negara) untuk diaudit, karena selama ini penggunaan senjata di tiga lembaga tersebut tidak pernah terawasi," tambahnya. Sebelumnya Presiden Yudhoyono meminta agar kasus tersebut diselidiki secara tuntas dan hukum harus ditegakkan kepada mereka yang terlibat kasus tersebut. Senjata yang ditemukan di kediaman Koesmayadi itu sampai saat ini telah diamankan di POM Angkatan Darat. Koesmayadi meninggal dunia pada Minggu (25/6) siang di rumahnya, di Cibubur, Jakarta Timur, akibat serangan jantung, dan sesuai dengan prosedur baku internal TNI/AD, maka pada hari yang sama dilakukan penarikan kembali inventaris senjata. Dari rumah almarhum di Jalan Pangandaran 15, Ancol, Jakarta Utara, petugas menemukan 145 pucuk senjata, terdiri dari 96 pucuk senjata laras panjang, tujuh pucuk senjata laras panjang tanpa alur, 42 pucuk senjata laras pendek, dan 28.985 butir peluru serta beberapa amunisi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006