Terracotta Inc, perusahaan IT yang fokus di bidang pengelolaan data besar dengan teknologi in-memory computing (IMC) segera memasuki Indonesia

     Jakarta, April 30, 2013 (ANTARA) – Terracotta Inc, penyedia solusi pengelolaan data besar, hari ini mengumumkan akan segara memasuki pasar Indonesia dan menawarkan solusi andalannya BigMemory ke perusahaan lokal.

     “Peluang di kawasan Asia Pasifik bagi kami cukup fantastis dan Indonesia menjadi salah satu negara fokus kami,” dikatakan Graham McColough, Vice President Asia Pacific Japan, Terracotta Inc.

     Graham menjelaskan bahwa pasar Indonesia unik, karena jumlah penduduknya besar, terdapat lebih dari 200 juta telepon genggam aktif, serta 65 juta pengguna internet, ditambah lagi karakteristik penduduk negara ini yang aktif di media sosial. “Akibatnya, data konsumen, data transaksi, dan data pasar bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia otomatis besar sekali. Kami yakin solusi kami dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan perusahaan tersebut, terutama pemain di industri telekomunikasi, perbankan, logistik, produk konsumen dan industri lainnya yang melibatkan transaksi dan jumlah pelanggan dengan volume besar.”

     Latar Belakang : Apa itu In-Memory Computing ?

     Bertambahnya jumlah data nampaknya tidak akan pernah ada habisnya.  Badan riset IDC mengestimasikan bahwa jumlah data tumbuh sekurang-kurangnya 50% per tahun atau berlipatganda setiap 2 tahun. Dan yang lebih mengejutkan lagi, diestimasikan bahwa 90% dari seluruh data yang ada di bumi sekarang diciptakan pada 2 sampai 3 tahun terakhir ini. Tidak terbayangkan besarnya ledakan data yang akan terjadi di depan mata kita.

     Dunia usaha mulai melihat bahwa data dapat menjadi aset ekonomi yang baru, seperti emas atau uang. Data, jika digunakan dengan benar, dapat menghasilkan inovasi baru yang membuka peluang bisnis, dan meningkatkan daya saing perusahaan.

     Dengan ledakan jumlah dan jenis data, pendekatan tradisional dalam pengelolaan data perusahaan tidak lagi memadai. In-memory computing (IMC) menjadi jalan keluar bagi sejumlah perusahaan agar dapat memetik manfaat dari peledakan data yang sering disebutkan sebagai  trend “Big Data”  ini.

     Jika mengelola data dalam volume yang begitu besar secara tradisional, yaitu dengan disk elektronik, sejumlah masalah akan timbul. Aplikasi yang digunakan menjadi sangat lamban karena infrastruktur yang ada sudah tidak memadai lagi, dan menarik data dari lautan data yang begitu besar menjadi terlalu berat. Sebelum teknologi IMC, satu satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan dengan menambahkan server dan lisensi database. Namun, langkah langkah ini bukanlah solusi yang tepat karena selain biayanya sangat mahal, pengelolaan data menjadi semakin rumit dan masalah masalah baru akan timbul.

     IMC memungkinkan aplikasi menjalankan advanced queries atau transaksi yang kompleks dengan dataset yang sangat besar secara kilat – sebelumnya hal ini tidak mungkin dengan arsitektur tradisional. IMC memungkinkan data dalam volume yang begitu besar disimpan di DRAM utama komputer, dan bukan lagi di disk elektronik tanpa mengorbankan ketersediaan, konsistensi ataupun integritas data. Apa artinya? Infrastruktur yang ada dioptimasikan dan kini aplikasi mampu menarik data dalam hitungan milidetik. Implikasinya terhadap bisnis cukup luar biasa.

     Dikatakan perusahaan riset Gartner, IMC membuka peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dalam kadar yang sebelumnya tidak terbayangkan. Pelayanan ke klien dan vendor dapat dilakukan secara real-time, korelasi atau pola untuk membantu menemukan peluang dan ancaman bisnis dapat dideteksi secara instan dan memperhitungkan jutaan kejadian. Tidak heran bahwa dalam laporan IDC dikatakan bahwa pada tahun 2013, IMC menjadi “mainstream”, dan bahwa perusahaan yang tidak memberdayakan teknologi IMC akan dikalahkan pesaing mereka.
 
     “Sebelumnya hanya perusahaan telekomunikasi, perbankan, dan logistik yang menjadi klien utama Terracotta, namun sekarang kami melihat bahwa sejumlah industri lain mulai melirik solusi kami, termasuk retail, transportasi, produk konsumen, penyedia program loyalitas, dan masih banyak lagi.” diutarakan Graham .

     Studi KasusTerracotta

     Terracotta yang didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1993, merupakan penyedia solusi pengelolaan Big Data ternama untuk enterprise. Terracotta, dengan produk andalan mereka BigMemory, telah membantu sejumlah besar dari perusahaan global 2000 di dunia dalam pengelolaan data mereka, dengan lebih dari 2,5 juta total pemasangan di 190 negara.

     Graham menjelaskan : “Terracotta memungkinkan penyimpanan data dengan volume yang luar biasa besar – dari ratusan gigabyte hingga ratusan terabyte- secara “in-memory”. Dengan investasi yang cukup ringan dan waktu sebulan saja, perusahaan dapat meningkatkan kinerja aplikasi bisnis mereka secara drastis. Selain itu, karena perusahaan tidak perlu lagi menyimpan data di disk atau menambah lisensi database, pendekatan ini akan menghemat biaya.”  

     BigMemory telah berhasil digunakan oleh sejumlah perusahaan ternama seperti Paypal, VISA, Telstra, Cathay Pacific, BBC dan lain lain. “Dengan akses data yang kilat, klien kami dapat mentransformasikan sejumlah fungsi perusahaan mereka, terutama pelayanan pelanggan, analitika, dan penjualan.” menurut Graham. “Dengan BigMemory versi 4.0, perusahaan dapat mengakses data ratusan terabytes secepat kilatan cahaya dengan keandalan dan fleksibilitas yang sebelumnya tidak terbayangkan dengan investasi yang ringan.”

     Berikut terdapat beberapa manfaat yang dipetik perusahaan global setelah menggunakan BigMemory.

     Perusahaan Produk Konsumen Dunia (Sepatu Olahraga) : Dengan BigMemory mampu melayani pemesanan online secara instan untuk 7500 produk, mencapai penjualan sebesar 340 juta dollar.

     Perusahaan Telekomunikasi di Australia : BigMemory membantu Call Center menarik data pelanggan dalam hitungan milidetik (sebelumnya 30 detik), memungkinkan 10,000 interaksi per hari, serta segera siap meningkatkan skala 10 x lipat.

     Bank ternama di AS: Sebelum BigMemory, bank yang mengelola jutaan pedagang di 185 negara mengalami transaksi buruk/penipuan sebesar 0,3% dari total penjualan. Setelah BigMemory, blacklist data dapat ditarik dengan kesuksesan 99,995% sehingga terjadi penghematan jutaan dollar akibat penipuan yang dapat dihindari.

     Salah satu perusahaan Online Travel di dunia: Mampu menurunkan waktu respons sebesar 99%, sehingga meningkatkan pelayanan pelanggan dan penjualan.

     Keberhasilan Awal di Kawasan APJ

     Setelah berhasil di Amerika Serikat, pada tahun 2011 Terracotta diakuisisi Software AG, perusahaan software kedua terbesar di Jerman. Salah satu strategi yang diterapkan adalah secara agresif memasuki pasar baru di dunia. Pada awal 2013 kantor Asia Pasifik Jepang untuk Terracotta resmi dibuka di Singapura. Sejak awal tahun, Terracotta berhasil mendapatkan sejumlah pelanggan baru di kawasan ini, antara lain Woolworth dan Telstra dari Australia, Cathay Pacific dari Hong Kong dan KT Corporation (Korea Telecom) dari Korea.  “Formula kami mudah, yaitu menyediakan solusi dengan harga terjangkau, dan waktu implementasi/pemasangan hanya kurang lebih satu bulan saja,“ kata Graham.

     Seperti dikatan Massimo Pezzinni, analis senior dari Gartner “Dalam dua sampai tiga tahun ke depan, IMC akan menjadi elemen kunci dalam strategi perusahaan, terutama perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi dan mempercepat pertumbuhan.”

     Perusahaan di Indonesia juga jangan ketinggalan. Akses yang cepat terhadap volume data besar merupakan landasan untuk membuat keputusan tepat dan meningkatkan keuntungan. Terracotta akan meluncurkan BigMemory di Jakarta pada tanggal 23 Mei 2013, di mana Proof of Concept ditawarkan secara gratis ke setiap perusahaan Indonesia yang berminat . “Dengan Proof of Concept yang hanya memakan 2-3 hari, perusahaan dapat segera melihat nilai investasi mereka terhadap produk kami. Saya cukup yakin akan segera mendapatkan klien baru di Indonesia“ ditegaskan Graham.

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013