Dhaka (ANTARA News) - Para demonstran Bangladesh yang juga dipicu oleh kemarahan atas ambruknya pabrik, menjadi diantara demonstran di seluruh Asia yang hari ini melawan upah rendah kondisi kerja tak layak, sedangkan di Eropa demonstran berdemonstrasi berkenaan dengan upaya penghematan besar-besaran di kawasan ini.

Di Yunani, dua serikat pekerja menyerukan gerakan mogok kerja yang menyebabkan kacaunya sistem transportasi, sementara di lebih dari 80 kota di Spanyol yang didera angka pengangguran terbesar dalam 27 tahun terakhir, mendesak perubahan radikal pada kebijakan ekonomi Uni Eropa. Di Italia para buruh menggelar konser di tengah kota Roma.

Di Turki, polisi anti huru-hara menembakkan gas air mata ke para demonstran yang melempar batu setelah mereka dilarang berunjukrasa di Lapangan Taksim yang biasanya menjadi pusat demonstrasi di Istanbul.

"Matilah fasisme.  Hidup 1 Mei," teriak para demonstran.

Di Bangladesh pusat demonstrasi tertuju pada musibah ambruuknya satu pabrik garmen yang menewaskan lebih dari 400 buruh.  Demonstran menuntut eksekusi para pemilik pabrik.

Ribuan buruh membentangkan banner-banner dan bendera merah seraya berteriak "Gantung para pembunuh. Gantung para pemilik pabrik", selagi menyusuri jalanan kotan Dhaka.

"Kami ingin hukuman yang paling keras terhadap mereka yang bertanggungjawab dalam tragedi ini," kata Kamrul Anam, salah seorang pemimpin Liga Buruh Tekstil dan Garmen Bangladesh.

Sementara para buruh Kamboja yang juga dalam kondisi marah mendatangi gedung parlemen untuk menyampaikan petisi berisi tuntutan kenaikan upah minimum 150 dolar AS per bulan di pabrik-pabrik garmen yang menjadi sumber utama perusahaan-perusahaan busana Barat.

Sementara di Indonesia, sekitar 55 ribu orang berkumpul di Jakarta, sehingga menjadi demonstrasi May Day terbesar di ibukota Indonesia itu dalam beberapa tahun belakangans.

Di Filipina, ribuan buruh menggelar demonstrasi di seluruh penjuru kota Manila untuk menuntut kenaikan upah dan lingkungan kerja.

"Buang privatisasi dan kontraktualisasi," seru para demonstran sembari menyerukan kenaikan upaha 3 dolar AS per hari untuk upah minimum per hari 11 dolar AS.

Di Hong Kong, sekitar 5.000 buruh berbaris menuju markas besar orang terkaya se-Asia, Li Ka-shing, mendukung langkah mogok kerja para pekerja galangan kapal.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013