Karachi (ANTARA News) - Ledakan bom mencederai sedikitnya lima orang di kota pelabuhan Karachi, Pakistan, Kamis, dalam kekerasan terakhir menjelang pemilihan umum, kata polisi.

Ledakan di Jalan Burns yang ramai itu ditujukan pada sebuah kantor Gerakan Mutahida Qaumi (MQM), partai sekular yang dominan di kawasan komersial tersebut, lapor AFP.

"Ledakan itu mencederai sedikitnya lima orang," kata polisi senior setempat Ameer Sheikh kepada AFP.

Ia menyatakan, bom itu dipasang di sebuah ruang pembersihan di sebuah masjid Sunni di dekat kantor MQM itu.

Seorang polisi lain, Imran Shaukat, mengkonfirmasi peristiwa tersebut.

Tiga bom, dua diantaranya ditujukan pada MQM dan Partai Rakyat Pakistan (PPP), menewaskan tiga orang dan mencederai 49 lain di Karachi pada Sabtu.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun Taliban Pakistan telah secara langsung mengancam mitra-mitra koalisi pemerintah yang mencakup Partai Rakyat Pakistan, Partai Nasional Awami dan Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), yang mereka anggap sekuler.

Ada kekhawatiran bahwa kekerasan militan akan merusak pemilihan umum nasional dan regional pada 11 Mei, yang akan menandai peralihan demokratis pertama di negara berkekuatan nuklir itu, yang selama beberapa periode berada di bawah kekuasaan militer.

Tehreek-e-Taliban Pakistan mendalangi dua serangan pada Minggu (15/4) dan pembunuhan seorang calon dari partai sekuler Gerakan Muttahida Qaumi (MQM) pada Kamis (11/4).

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013