New York (ANTARA News) - Matthew Winkler, pemimpin redaksi Bloomberg News, meminta maaf karena membiarkan jurnalisnya mengakses data sensitif mengenai bagaimana kliennya menggunakan terminal Bloomberg.

Winkler menyebut tindakan wartawannya itu tak bisa dibenarkan, namun menegaskan bahwa data pelanggan selalu terproteksi.

Sebelumnya sejumlah kantor pemerintah AS dan internasional berupaya menyelidiki kemungkinan pembobolan data rahasia milik mereka. 

Bank sentral Eropa (ECB), bank sentral Brazil dan Federal Reserve AS mengaku tengah mempelajari kasus ini, bahkan Departemen Keuangan AS pun kabarnya akan menggelar penyelidikan.  

Praktik memberi wartawan akses ke sejumlah data yang dianggap rahasia, termasuk ekuitas dan obligasi, menjadi sorotan media pekan lalu.

Untuk menjawab sorotan ini, Bloomberg LP, menegaskan telah membatasi akses serupa itu bulan lalu setelah Goldman Sachs Group Inc mengeluhkannya.

Dalam satu editorialnya yang diposting ke Bloomberg.com, Winkler berkata, "Wartawan kami tak perlu memiliki askes ke data apapun yang dianggap dipermilik (rahasia). Saya minta maaf mereka telah melakukan itu. Kesalahan ini tak termaafkan."

Goldman mengeluh kepada Bloomberg setelah bank tersebut mendapati fakta wartawan-wartawan memiliki akses ke informasi yang tak boleh diketahui wartawan.

Kabar ini memicu ketakutan di kalangan perusahaan-perusahaan di Wall Street mengenai kerahasiaan data sensitif, seperti data pada Federal Reserve atau lembaga-lembaga AS yang menggunakan terminal Bloomberg, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013