Solo (ANTARA News) - Terduga teroris Ibrahim Sungkar (35) yang ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri di rumahnya, Kampung Losari RT 05/03 Semanggi Solo, Jateng, Kamis, bukan asli warga setempat.

Menurut beberapa warga Semanggi, meski Ibrahim Sungkar tinggal di RT 05/03 Losari, Kalurahan Semanggi, tetapi dia merupakan warga pendatang. Dari wajahnya dia kelihatan sebagai keturunan Arab.

Menurut Sugianto (54) salah seorang warga Semanggi, Ibrahim menempati rumah tersebut kemungkinan hanya kontrak tanah milik Ny Ijem warga Semanggi.

"Saya tidak tahu apa kegiatan Ibrahim sehari-hari. Dia memang tidak pernah bergaul dengan warga sekitar," katanya.

Ketua RT 05/03 Losari, Agus Sumariawan, mengatakan, Ibrahim memang warga keturunan Arab. Dia tinggal di rumah itu, hanya kontrak tanah (magersari), tetapi yang membangun rumahnya Ibrahim.

Ibrahim memang tidak ikut kumpulan warga sekitar, meski dia tinggal di daerah RT 05 itu, sudah selama hampir enbam tahun.

Namun, Ibrahim tidak pernah melapor ke pengurus RT atau mendaftarkan menjadi warga RT 05/03 Losari. Sehingga, dia bukan warga atau ber-kartu tanda penduduk (KTP) Kalurahan Semanggi.

"Kami sudah sering mengimbau agar warga baru yang belum mendaftar atau menyerahkan KTP segera melapor ke pengurus RT atau RW setempat. Namun, mereka banyak yang tidak melapor," katanya.

Menurut dia, pekerjaan Ibrahim sehari hari sebagai peternak kambing dengan fokus penggemukan ternak, sedangkan lainnya tidak tahu.

Ibrahim tinggal di rumah di bantaran Sungai Bengawan Solo tersebut, kata dia, bersama istri yang kedua, Nur, dan dikarunia dua anak.

Menurut dia, kegiatan sehari-hari Ibrahim cukup baik secara pribadi, tetapi dirinya tidak tahu apa yang dilakukannya selain peternak kambing.

Ny Sumi yang rumahnya hanya berjarak sekitar 50 meter dari kediaman teroris itu mengatakan, ciri-ciri Ibrahim Sungkar orangnya memiliki rambut panjang dan badan pendek. Dia memang pendatang, dan tidak tahu apa kegiatan sehari-hari, karena warga jarang bertemu dia.

"Warga setempat tidak pernah peduli apa kegiatan mereka dengan orang-orang pendatang di kampung ini. Warga asli kampung ini, justru mulai terkikis berkurang dibanding keadaan warga pendatang," katanya.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013