Kita sudah berkomunikasi dan menyurati manajemen Garuda Indonesia dengan harapan mau membuka rute Padang-Singapura. Tanggapannya telah dibentuk tim untuk melakukan kajian buka rute tersebut,"
Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan manajemen Garuda Indonesia sudah membentuk tim melakukan kajian untuk membuka rute penerbangan Padang-Singapura, karena Mandala Airlines sudah tutup.

"Kita sudah berkomunikasi dan menyurati manajemen Garuda Indonesia dengan harapan mau membuka rute Padang-Singapura. Tanggapannya telah dibentuk tim untuk melakukan kajian buka rute tersebut," kata gubernur di Padang, Jumat.

Gubernur mengatakan, hasil pembicaraannya dengan manajemen Garuda Indonesia direncanakan jenis pesawatnya jenis Bombardier CRJ1000 NG berkapasitas 97 penumpang.

Jika rencana ini nantinya terealisasi, maka akan melayani rute penerbangan dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman-Singapura.

"Kita berharap tentu secepatnya rencana ini dapat diwujudkan sehingga dapat menunjang kunjungan wisatawan ke Sumbar. Soal jadwal penerbangan tentu dikaji ulang sehingga tak terjadi seperti pengalaman Mandala Airlines," katanya.

Maskapai Mandala Airlines sejak beroperasi 1 Desember 2012, menetapkan jadwal keberangkatan dari BIM-Bandar Udara Internasional Changi Singapura pada pukul 07.00 WIB.

Keberangkatan dari Padang pagi hari, maka banyak orang Sumbar ke negara tetangga itu, tapi sebaliknya karena jadwal keberangkatan dari Singapura-BIM pada pukul 23.00 WIB, tak banyak orang (turis, red) yang datang ke Sumbar.

Gubernur mengatakan, penting adanya pelayanan rute Padang-Singapura untuk membuka akses lebih banyaknya masuk wisatawan ke Sumbar.

Penerbangan dalam negeri seperti Padang-Jakarta sudah banyak dan Padang-Malaysia sudah ada, makanya perlu rute penerbangan ke Singapura dihidupkan kembali.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan industri perhotelan semakin banyak, bahkan lebih 2.000 kamar penambahan dalam dua tahun terakhir. Kemudian armada taksi Blue Bird sudah beroperasi di Sumbar, tentu akses akan mampu memberi pelayanan terhadap tamu yang datang, termasuk untuk pelaksanaan kegiatan.

"Situasi sudah berbeda dengan dua tahun lalu, memang ada asosiasi profesi ingin menggelar kegiatan di Sumbar, tapi dibatalkan karena tidak tertampung jumlah kamar hotel," ujarnya.

Namun, sekarang jumlah hotel sudah banyak dan terus bertambah, salah satunya hotel Ibis dengan bangunan 12 tingkat hampir selesai dan dua pengusaha sudah menargetkan selesai pula tahun ini.

Menurut dia, apabila hal yang berkaitan dengan pendukung perkembangan pariwisata sudah tersedia, tentu terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat dapat menikmatinya.

Oleh karena itu, upaya memantapkan destinasi wisata Sumbar terus dilakukan dan sudah ditunjuk empat daerah menjadi andalan, meliputi Padang, Padangpanjang, Bukittinggi dan Kota Sawahlunto.

Sebab, Sumbar sudah menjadi alternatif bagi asosiasi profesi untuk menggelar berbagai kegiatan, yang selama ini hanya di Bali, Bandung.

"Saya sudah minta Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) untuk menguatkan kerja sama dengan event organizer yang pernah menggelar Meetings, incentives, conferences, and exhibitions/MICE di Sumbar pada 2012," katanya.

Pewarta: Siri Antoni
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013