Jakarta (ANTARA News) - Empat partai politik yaitu Partai Demokrat, Golkar, PDIP dan Gerindra diprediksi akan mendominasi perolehan suara pada pemilu 2014, kata pengamata politik.

Jeffrie Geovanie, anggota Dewan Penasehat CSIS (Center for Strategic and International Studies) dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, mengatakan, empat  partai tersebut akan mendominasi perolehan suara pemilu 2014 dengan setidaknya 80 persen suara.

Menurut Jeffrie, prediksinya itu didasarkan atas "hiruk pikuk" pemberitaan korupsi yang diduga menimpa kader PKS, serta adanya rencana Konvensi Capres Partai Demokrat  uyang akan digelar pada Juni 2013, sehingga dapat diprediksikan Demokrat akan menanjak elektabillitasnya mendekati pemilu 2014.

Dia menyatakan, sesuai keadaan saat, maka semakin mudah memprediksi empat besar pemenang pemilu 2014, PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat hanya akan berselisih 1--2%  persen perolehan suaranya.

Untuk bakal capres pun, kata Jeffrie, muka-muka lama akan tergantikan wajah-wajah baru karena Demokrat akan menampilkan bakal capres muda melalui ajang konvensi capres, antara lain figur Gita Wiryawan.

Jeffrie menduga PDIP akan mencalonkan Jokowi sebagai bakal capres karena elektabilitasnya dinilai semakin melejit saat ini.

Sementara itu, peneliti Maarif Institute Endang Tirtnana mengatakan, siapa pun pemenang konvensi Demokrat dan President 2014, mereka dituntut bekerja untuk kepentingan rakyat.

Untuk itu rakyat diharapkan jangan salah pilih dan harus selalu melakukan kontrol terhadap calon-calon yang nanti dipilih, sehingga jika ingin kembali memenangkan hati masyarakat, Parpol harus melakukan gerakan "katarsis/pembersihan diri" dan masyarakat harus juga proaktif memantau kinerja seluruh institusi politik.

Menurut Endang, ada dua hal yang saya kira penting untuk melihat psikologi pemilih kita saat ini, pertama apatisme terhadap politik menurut saya bukan solusi terbaik. Kedua, pesimisme terhadap kandidat-kandidat yang ada harus diminimalisir dengan masifnya masyarakat menyampaikan aspirasi nya melalui beragam kanal demokrasi.

"Media sosial dan "citizen journalist" nya, bisa menjadi alat bagi masyarakat biasa untuk memasifkan informasi sebagai pelengkap dari media-media cetak dan elektronik yang sudah ada," katanya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013