Sanur, Bali (ANTARA News) - Penguatan operasi dan penetrasi pasar serta citra kepada masyarakat menjadi fokus Citilink, terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 nanti. Pada saat itu, lima kota dan bandar udara internasional boleh diterbangi semua maskapai penerbangan ASEAN sesuai kesepakatan Kebijakan Ruang Udara Terbuka ASEAN.

"Kami fokus di 22 kota itu dulu, belum ada rencana membuka rute baru. Pada dasarnya, ke 22 kota itulah yang menjadi pasar terbesar penerbangan Tanah Air, yang pasti menarik maskapai penerbangan negara-negara lain," kata Direktur Utama PT Citilink, Arif Wibowo, di Sanur, Bali, Senin petang.

Dia memimpin penerbangan pengenalan pesawat terbang terbaru mereka, Airbus A320, yang baru tiba dari pabriknya, Airbus Industrie, di Toulouse, Prancis. Penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Banten ke Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, ditempuh dalam waktu satu jam dan 45 menit di ketinggian 37.000 kaki di atas permukaan laut.

Kota itu adalah Jakarta, Denpasar, Malang, Yogyakarta, Balikpapan, Batam, Medan, makassar, Surabaya, Banjarmasin, Lombok, Bandung, Padang, Pangkalpinang, Solo, Jambi, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Tanjungpandan. Serta rute regional, Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok.

Citilink, katanya, memiliki proyeksi bisnis hingga 2017, yang ditargetkan mampu memiliki 120 pesawat terbang baru. Untuk tipe Airbus A320, dipesan 29 unit yang semuanya sama sekali baru dari pabrik. Hingga saat ini, menurut dia, sumbangan perolehan pendapatan dari A320 baru itu sekitar 80 persen.

"Sangat membantu capaian target kami. Tahun ini seluruh Boeing B-737 klasik akan tidak kami pergunakan lagi mengingat biaya operasi yang tinggi. Untuk saat ini dan ke depan, kami fokus berbasis operasi di Jakarta," katanya.

Salah satu jurus yang ditempuh mereka untuk fokus di pasar 22 kota tujuan yang dilayani dengan (data hingga hari ini) 140 penerbangan sehari itu adalah memberi pemahaman kepada pasar bahwa armada mereka telah sama sekali baru. Usia pesawat terbang mereka secara rerata baru delapan bulan saja.

Dengan memperluas aksesibilitas dan memanfaatkan teknologi informatika dan jejaring sosial, penetrasi pasar terus dilakukan. Walau belum diluncurkan, namun program paduan kerja sama dengan PT Telkomsel tengah diujicobakan.

Sebagai misal, konsumen akan mudah membeli tiket dan pulsa telefon genggam dari pesawat telefon genggam mereka. "Tidak usah hp yang canggih-canggih, namun cuma 2G saja bisa. Karena kami ingin semua orang paham tentang Citilink, bahkan pembantu rumah tangga sekalipun," katanya.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013