Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Kemal N Siregar, mengatakan, hingga saat ini pemerintah dan masyarakat belum memberikan perhatian serius pada pemeliharaan kesehatan lingkungan. "Menurut saya belum, indikasinya terlihat dari masih tingginya angka kejadian penyakit yang berbasis lingkungan seperti demam berdarah dan malaria. Penyakit-penyakit itu terus muncul karena kesehatan lingkungan belum terurus," katanya di Jakarta, Selasa. Dalam Diskusi Tentang Peran Kemitraan Dalam Pembangunan Kesehatan berbasis Masyarakat itu, Kemal mengatakan, hal itu terlihat pula dari kondisi kebersihan tempat-tempat publik seperti pasar dan terminal serta daerah pemukiman penduduk. "Sampah dan genangan air yang bisa menjadi sumber penularan berbagai penyakit terlihat di mana-mana," katanya. Padahal kualitas kesehatan lingkungan, kata dia, merupakan salah satu faktor penentu kualitas kesehatan manusia di sekitarnya. Oleh karena itu, ia melanjutkan, pemerintah daerah dan berbagai elemen dalam masyarakat harus mulai memberikan perhatian serius pada pemeliharaan kesehatan lingkungan. "Pemerintah daerah harus bersikap proaktif karena merekalah ujung tombaknya. Itu bisa diawali dengan menyediakan tempat pembuangan sampah dan penyediaan air bersih yang memadai di pasar-pasar," katanya dalam disikusi yang diadakan FKM-UI bekerjasama PT Roche Indonesia.. Terkait dengan hal itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Sri Astuti Suparmanto menjelaskan, pemerintah pusat mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan melalui program Desa Siaga yakni desa yang memiliki infrastruktur dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan di daerahnya secara mandiri. Dalam hal ini pemerintah menyediakan fasilitas dan bantuan dana untuk membangun sarana informasi, surveyland dan layanan kesehatan di desa-desa yang menjadi target program tersebut. "Tahun ini targetnya 12 ribu Desa Siaga sudah terbentuk. Mudah-mudahan bisa tercapai," katanya seraya menambahkan bahwa sebagian besar desa di Jawa Timur dan Jawa Tengah saat ini sudah dikategorikan sebagai Desa Siaga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006