Jenewa (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan Italia telah memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai satu kasus yang dikonfirmasi laboratorium sebagai koronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) yang menjangkiti seorang warga di negeri tersebut, kata WHO pada Sabtu (1/6).

Pasien tersebut adalah seorang pria yang berusia 45 tahun dan pergi ke Jordania belum lama ini. Ia kembali ke Italia pada 25 Mei dengan gejala batuk dan kelelahan dan dirawat di rumah sakit pada 28 Mei, saat kondisinya memburuk. Ia saat ini berada dalam kondisi stabil, kata WHO.

Dari September 2012 sampai sekarang, WHO telah diberitahu tentang 51 kasus penularan yang dikonfirmasi MERS-CoV di seluruh dunia, termasuk 30 pasian meninggal.

Setakat ini, WHO telah menerima laporan mengenai kasus yang dikonfirmasi dan berasal dari negara berikut di Timur Tengah: Jordania, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE).

Prancis, Jerman, Italia, Tunisia dan Inggris juga melaporkan kasus yang dikonfirmasi, yang dipindahkan ke sana agar penyakitnya diobati atau pulang dari Timur Tengah lalu orang itu sakit.

Di Prancis, Tunisia dan Inggris, telah terjadi penularan lokal terbatas di kalangan pasien yang belum pernah ke Timur Tengah tapi telah mengadakan kontak dengan kasus yang mungkin atau dikonfirmasi, kata WHO.

WHO mendorong semua negara anggota agar melanjutkan pengawasan mereka terhadap infeksi saluran pernafasan sangat akut (SARI) dan secara seksama meneliti setiap pola yang tidak biasa.

Pelancong yang belum lama ini kembali dari Timur Tengah dan terserang SARI, katanya, mesti diperiksa untuk memastikan apakah mereka terserang MERS-CoV atau tidak.

Organisasi tersebut juga mengingatkan instalasi perawatan kesehatan mengenai pentingnya penerapan sistematis langkah pemantauan dan pencegahan penularan (IPC).

"Instalasi perawatan kesehatan yang menyediakan perawatan buat pasien yang diduga atau dikonfirmasi terserang MERS-CoV mesti melakukan langkah yang tepat guna mengurangi resiko penularan virus itu ke pasien lain, pekerja perawatan kesehatan dan pengunjung," kata WHO dikutip Xinhua.

(C003/A016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013