Jakarta (ANTARA News) - Sekalipun jumlah penderita lupus (Odapus) di Indonesia terus meningkat tapi pemahaman masyarakat terhadap penyakit tersebut masih sangat minim.

Masyarakat masih memahami lupus dengan pengetahuan yang sangat terbatas, karena memang jumlah penderita dan pemberitaan tidak sedahsyat HIV/AIDS.

Ada yang berpendapat lupus adalah penyakit menular sehingga penderita harus dihindari sehingga Odapus harus diasingkan.

Prof Dr Zubairi Djoerban, ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mendefinisikan lupus sebagia penyakit kronis atau menahun yang membuat zat imunitas tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan dan benda asing dari luar yang masuk ke dalam tubuh.

Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit lupus adalah kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS.

Manusia memiliki sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menyerang benda asing, virus, bakteri atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

Tetapi, pada penderita penyakit lupus, sistem kekebalan yang harusnya berfungsi sebagai pelindung tubuh mengalami kelainan. Tubuh tidak dapat membedakan antara benda asing yang harus dimusnahkan dengan jaringan tubuh sendiri yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup," katanya.

Akibatnya, yang diserang adalah jaringan tubuh sendiri dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti pada paru-paru, darah, kulit, ginjal, otak, jantung, dan lainnya.

Kerusakan pada organ tubuh vital selanjutnya menyebabkan penderita Lupus yang disebut Odapus semakin lemah dan sakit.

Beberapa jenis penyakit lupus ada yang berbahaya dan ada juga yang kurang berbahaya. Tidak semua penyakit lupus menyerang organ vital. Ada juga yang hanya menyerang jaringan kulit.

Sejumlah jenis penyakit lupus adalah "Systemic Lupus Erythematosus" (SLE), jenis ini sangat berbahaya karena menyerang organ dalam tubuh yang vital. Eritematosus sendiri berarti kemerahan. Itu adalah karakteristik penyakit ini yaitu ada tanda atau bercak kemerahan.

Jenis lainnya adalah "Dicoid Lupus", yaitu hanya menyerang kulit. Biasanya muncul bercak merah pada kulit.

Selanjutnya "Drug Induced Lupus" yang muncul karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Gejala penyakit lupus bisa berbeda-beda pada tiap penderitanya. Itu sebabnya seseorang yang menderita penyakit ini sulit mendeteksi penyakit tersebut. Bahkan, gejalanya dapat menyerupai gejala penyakit lain.

Hal ini disebabkan organ tubuh yang diserang bisa berbeda pada tiap penderitanya. Misalnya, bila yang diserang adalah darah, maka gejalanya mirip dengan orang yang menderita anemia. Bila yang diserang mulut, maka penderita dapat mengalami sariawan yang berkepanjangan yang dapat dianggap sebagai gejala kekurangan vitamin C.

Beberapa gejala yang umum pada penyakit ini adalah munculnya bercak merah pada hidung dan kedua pipi membentuk seperti kupu-kupu yang disebut "butterfly rash".

Bercak dapat pula terjadi pada tubuh. Dalam tahap lanjut, penyakit ini dapat menyebabkan kerontokan rambut, rasa lelah yang berlebihan, kerusakan pada organ tubuh. Penderita lupus mengalami gejala seperti pada orang yang menderita kanker.

Maka, cara mengetahui apakah seseorang tersebut menderita Lupus atau tidak yaitu dengan melakukan tes antinuclear antibodies (ANA).

Jika hasil tes positif maka kemungkinan besar orang tersebut mengidap penyakit lupus.

Penyebabnya
Lupus bukanlah penyakit menular dan sebagian besar penderitanya adalah wanita pada usia produktif sehingga sering dianggap penyakit wanita. Faktor keturunan bukan sebagai penyebab langsung penyakit ini.

Walau mungkin, dari orang tua diperoleh gen yang abnormal yang berpotensi untuk penyakit ini, tetapi ada faktor lain sehingga penyakit ini dapat terjadi.

Dugaan para ahli tentang penyebab penyakit ini adalah karena faktor hormon, tetapi belum diketahui hormon mana penyebabnya.

Untuk mengobati Odapus atau penderita lupus adalah dengan mengurangi keluhan sakit akibat kerusakan organ tubuh. Pengobatan dilakukan dengan upaya khusus agar penyakit ini tidak menyerang organ tubuh lainnya yang dapat menyebabkan keluhan lebih parah akibat komplikasi.

Perlu diperhatikan juga faktor lingkungan yang dapat memperparah keadaan odapus. Misalnya dengan mengontrol makanan, mencegah agar tidak stres, serta pemilihan bila harus menggunakan obat-obatan.

Karena tidak menular, masyarakat tidak perlu kuatir bila harus berhubungan dengan penderita penyakit lupus.

Sebaliknya, Anda dapat membantunya dengan memberi dukungan dalam bentuk perhatian dan membantu agar penderita bisa menerima keadaan sehingga tidak menjadi stres.

Penyakit ini merupakan pertarungan seumur hidup. Karena jangka waktu yang cukup lama, banyak Odapus maupun anggota keluarga menjadi stres menghadapinya.

Namun penyakit ini bisa dihadapi. Banyak yang juga berhasil menghadapi penyakit lupus. Selalu komunikasikan dengan dokter mengenai penyakit ini.

Dukung Odapus agar mereka lebih terbuka pikirannya dan tidak menjadi takut berlebihan karena dapat memperburuk kondisi Odapus.

Coba untuk memiliki rasa humor karena itu bisa membantu. Penyakit bukan hal yang lucu, tetapi kita harus mencoba untuk tetap memiliki rasa humor agar tidak terlalu stres.

Dukungan juga dapat diberikan pada anggota keluarga Odapus, karena dibutuhkan kesabaran untuk merawat penderita lupus.

Karena penyakit ini bersifat menahun bahkan dapat seumur hidup. Jangan menyerah jika anda atau anggota keluarga ada yang menderita lupus.

Oleh karena itu, sosialisasi tentang lupus kepada masyarakat sangat diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini sehingga si penderita segera mendapatkan pengobatan atau perawatan yang diperlukan.

Data Yayasan Lupus Indsonesia (YLI) menunjukan jumlah penderita lupus di Indonesia meningkat dari 12.700 jiwa pada 2012 menjadi 13.300 jiwa per April 2013.

Saat ini sebanyak lima juta orang di seluruh dunia terkena lupus, dimana penyakit ini sebagian besar menyerang wanit pada usia produktif.

Lupus sejauh ini belum dianggap sebagai suatu masalah kesehatan yang besar, baik oleh masyarakat, tenaga medis, maupun pemerintah Indonesia.

Untuk itu YLI ingin menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini. Pendeteksian dan pengobatan secara dini akan membantu menekan dampak buruk dari Lupus.

Oleh karena itu, YLI juga menghimbau kepada masyarakat untuk segera mendatangi dokter pemerhati Lupus bila menemui beberapa gejala lupus pada diri dan keluarga.

Sementara bagi para Odapus sebaiknya selalu menjalankan pola hidup sehat, minum obat yang diberikan dokter secara teratur, mengonsumsi nutrisi seimbang, menghindari keadaan yang dapat membuat stress, dan mencegah kelelahan berlebihan.

Ketua YLI Tiara Savitri mengatakan perubahan kriteria diagnosis lupus perlu disosialisasikan, baik kepada dokter maupun masyarakat, terutama penderita lupus.

"Walau kami sudah memiliki komunitas di sejumlah kota, pemerintah belum mengeluarkan informasi apa pun tentang lupus. Akhirnya kami turun tangan sendiri," kata Tiara, yang menderita lupus sejak 1987.

*) Odapus atau penderita lupus

Oleh Farida *
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013