Oslo (ANTARA News) - Norwegia mengakui kemajuan yang dicapai Indonesia dalam mengurangi emisi karbondioksida (C02) melalui Satuan Tugas Persiapan Kelembagaan Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (Satgas REDD+)

"Kita harus hati-hati memanfaatkan dana bantuan yang diberikan Pemerintah Norwegia dalam melaksanakan tugas mengurangi emisi dalam kerangka REDD+ tersebut," ujar Ketua Satgas REDD+ Kuntoro Mangkusubroto kepada Antara London di Oslo, Kamis.

Kuntoro melakukan kunjungan kerja ke Oslo Norwegia dari 3 hingga 5 Juni 2013.

Kehadiran Satgas REED+ yang diketuai Kuntoro Mangkusubroto yang juga menjabat sebagai Ketua Unit kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) di Norwegia itu dalam rangka menyampaikan kemajuan yang dicapai Indonesia dalam program yang didanai Pemerintah Norwegia .

Menurut Kuntoro, saat ini, Satgas yang dipimpinnya sudah merampungkan pemetaan area hutan di wilyah Indonesia dalam satu map.

"Dengan satu peta area hutan akan mudah dilakukan pengawasan di lapangan sehingga tidak ada lagi perbedaan peta kehutanan karena berdasarkan pemetaan pihak-pihak atau instansi yang berbeda-beda," ujarnya.

REDD merupakan upaya pengurangan emisi gas karbon dengan cara mencegah kerusakan hutan. Melalui REDD, Norwegia akan menyalurkan satu miliar dolar AS. Karena itu diperlukan lembaga pengelolanya.

Tahap pertama kucuran dana sebesar 30 juta dolar AS diberikan untuk persiapan, kemudian tahap kedua sebesar 170 juta dolar AS setelah terbentuk badan. Begitu badan terbentuk maka akan ada program-program yang lebih permanen sifatnya.

Sedangkan tahap ketiga adalah 800 juta Dolar AS, akan dibayar sesuai kemajuan program yang dilakukan Indonesia dalam mengurangi emisi.

(H-ZG/A039)

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013