Diduga di situs Song Gentong ini dulunya menjadi tempat tinggal manusia prasejarah pada zaman neolitik.
Tulungagung (ANTARA News) - Belasan arkelog muda dari Universitas Airlangga dan UGM berhasil melakukan eskavasi ratusan subfosil purba di situs prasejarah Song Gentong-1, Desa Song Gentong, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Koresponden Antara di Tulungagung, Kamis melaporkan, proses eskavasi yang telah dilakukan di Kecamatan Besole sejak Senin (3/6) tersebut mendapati aneka benda-benda prasejarah yang berusia ribuan tahun sebelum masehi, dan diduga berada pada zaman neolitikum.

Meski tidak menemukan fragmen fosil manusia purba secara langsung, para peneliti dari Departemen Antropologi FISIP Unair maupun Departemen Arkeologi dan Palaeantropologi UGM berkeyakinan bahwa temuan benda-benda prasejarah tersebut menunjukkan adanya kehidupan manusia purba pada zaman neolitik di daratan Tulungagung.

"Diduga di situs Song Gentong ini dulunya menjadi tempat tinggal manusia prasejarah pada zaman neolitik. (Dugaan) ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai peralatan yang berasal dari tulang, batu, maupun kerang," terang pendamping kegiatan eskavasi, Arkeolog Geologi dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Agus Tri Haskaryo.

Dijelaskan, eskavasi dilakukan dengan teknik blok, yaitu melakukan split pada lima kotak yang telah ditentukan/diidentifikasi sebagai tempat konsentrasi benda-benda prasejarah, persis di pintu masuk Goa Purba Song Gentong.

Hasilnya setelah empat hari melakukan penelitian, tim eskavasi berhasil menemukan puluhan bahkan ratusan artefak ataupun fragmen benda benda prasejarah, seperti alat dari tulang, batu, kerang, tulang vertebrata, serta kerang.

Pada penelitian sebelumnya, tim eskavasi sempat menemukan fosil gigi yang diyakini milik manusia purba pada zaman neolitik.

Namun kepastian mengenai temuan penting itu sejauh ini masih diteliti lebih lanjut di laboratorium arkeologi forensik Unair dan laboratorium bioantropolgi dan palaeoantropologi Fakultas Kedokteran UGM.

"Meski ini bersifat pelatihan eskavasi bagi 20 mahasiswa Departemen Antropologi FISIP Unair, semua temuan di sini bisa menjadi petunjuk sejarah migrasi dan budaya di kawasan ini, terutama dalam menghadirkan pengetahuan yang luas atas migrasi populasi kehidupan prasejarah," kata Prof Rusyad Adi Suryanto, pakar Bioantropologi dan Palaeoantropoligi FK UGM.

Ia menambahkan, makna penting atas semua temuan sisa-sisa manusia subfosil di situs Song Gentong adalah untuk memperjelas mozaik atau melengkapi "puzzle" sejarah migrasi dan penghunian kehidupan prasejarah di Nusantara sekitar masa neolitik hingga sekarang.

"Temuan sisa manusia palaeoantropologis-arkeologis Indonsia juga dapat dihubungkan dengan temuan-temuan serupa untuk wilayah penghunian Asia Tenggara kepulauan, Asia Timur, dan bahkan sampai pulau-pulau paling timur kawasan Asia Pasifik," kata Rusyad.

Dijelaskan pula, seluruh hasil temuan dari proses eskavasi yang dijadwalkan berakhir Sabtu (8/6), akan dipamerkan di balai Desa Song Gentong.

Tujuannya, yakni untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa di daerah mereka pernah menjadi rumah manusia purba.

"Ekskavasi bakal kami lakukan secara bertahap dalam beberapa hari ke depan. Hasil temuan akan dipamerkan. Itu juga bisa digunakan sebagai sarana pendidikan," kata Paleopatolog dan Bioarkeolog Departemen Antropologi FISIP Unair Delta Bayu Murti.

(KR-SAS/A035)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013