Sanaa, Yaman (ANTARA News) - Serangan udara yang diyakini dilakukan oleh pesawat tak berawak AS di Yaman utara menewaskan enam terduga anggota Al Qaida, Minggu, kata satu sumber suku.

Serangan udara itu ditujukan pada sebuah kendaraan di daerah Khab al-Shath dekat al-Jawf, kata sumber itu, dengan menambahkan bahwa terduga anggota Al Qaida Hassan al-Saleh Huraydan, saudaranya dan empat orang lain tewas.

Sumber suku itu sebelumnya menyebut jumlah kematian dalam serangan itu lima orang.

"Satu warga Arab Saudi termasuk diantara mereka yang tewas," kata sumber itu mengenai serangan tersebut, yang terjadi di provinsi yang berbatasan dengan Arab Saudi.

Beberapa saksi menuturkan bahwa tiga serangan dilakukan setelah serangan pertama, namun mereka tidak memberikan penjelasan terinci mengenai sasarannya.

Pesawat-pesawat AS sering melancarkan serangan udara terhadap tersangka militan sebagai bagian dari perang Washington melawan jaringan jihad di sejumlah negara, dan untuk mendukung perang Yaman terhadap militan garis keras.

Dua serangan udara pekan lalu di provinsi Abyan, Yaman selatan, menewaskan tujuh tersangka anggota Al Qaida dan mencederai dua orang.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2011 berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida, demikian AFP.
(M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013