Larangan semacam itu sudah digencarkan sejak setahun lalu. Namun, penjualan masih tetap sama. Kalau rame ya rame, kalau sepi ya sepi,"
Semarang (ANTARA News) - Larangan menggunakan "software" bajakan tak memengaruhi penjualan aneka komputer jinjing atau laptop di Semarang, seperti di pusat penjualan komputer Plasa Simpanglima.

"Larangan semacam itu sudah digencarkan sejak setahun lalu. Namun, penjualan masih tetap sama. Kalau rame ya rame, kalau sepi ya sepi," kata staf penjualan RR Computer Semarang Lucky di Semarang, Rabu.

Ia menyebutkan selama ini mampu menjual laptop berbagai varian minimal satu unit/hari, tetapi bisa sampai lima unit saat sedang ramai sehingga larangan penggunaan "software" bajakan itu tidak berpengaruh.

Menurut dia, produk-produk laptop memang berbeda, ada yang sudah mengaplikasi paket `software` dalam produknya, namun ada pula yang tidak langsung mengaplikasi atau yang kerap disebut laptop "kosongan".

"Biasanya, kami jual secara `kosongan`. Pembeli bisa membeli `software` asli untuk diinstalkan di rumah atau meminta bantuan kami. Memang harga `software` asli cukup mahal, bergantung versinya," katanya.

Lucky mencontohkan "software" Windows 7 versi "Starter" yang harganya sekitar Rp400 ribu, untuk versi "Homebased" lebih mahal, yakni Rp1 juta, sementara "software" Windows 8 dijual dengan harga Rp1,3 juta.

Ia mengungkapkan kebanyakan konsumen memang memilih membeli laptop secara "kosongan" karena lebih murah, sementara urusan instal program akan mereka lakukan sendiri di rumah setelah laptop dibeli.

"Ya kalau itu nanti yang mereka instal `software` bajakan atau bukan kami tidak tahu. Yang jelas, kami tidak melayani instal `software` bajakan. Larangannya kan sudah jelas, kami tidak mau melanggar," kata Lucky.

Senada dengan itu, staf penjualan Obyss`alam Computer Semarang Endah mengaku selama ini tidak melayani penginstalan "software" bajakan untuk setiap pembelian laptop yang dibeli dari tempatnya tersebut.

"Kan ada larangan `software` bajakan. Sudah lama larangannya. Karena itu, kami tidak melayani instal `software` bajakan. Konsumen bisa membeli `software` asli di sini karena kami juga menyediakan," katanya.

Ia menyebutkan piringan "software" Windows 7 Starter dijualnya dengan harga Rp500 ribu, sementara versi "Homebased` seharga Rp800-900 ribu, dan untuk "software" Windows 8 harganya di atas Rp1 juta.

Ditanya dengan pengaruh larangan "software" bajakan dengan penjualan laptop, ia mengaku tidak ada pengaruhnya sama sekali karena konsumen juga sudah sadar dan paham dengan adanya larangan tersebut.

"Konsumen sudah tahu larangan itu dan kami juga tidak menerima instal `software` bajakan. Biasanya, mereka beli laptop dalam bentuk kosongan atau yang programnya sudah terintegrasi dalam produk," katanya.

Selama ini, kata Endah, dalam sehari setidaknya sanggup terjual sebanyak 5-7 unit laptop berbagai varian jika tengah ramai, tetapi jika sedang sepi minimal satu laptop sehari bisa terjual ke konsumen.

(KR-ZLS/I007)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013