Itu sinyal supaya ekspektasi inflasi tidak melebar. Tekanan terhadap rupiah yang terus meningkat juga mendorong BI mengambil kebijakan, dalam hal ini instrumen suku bunga,"
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Ekonom Mandiri Sekuritas Destry Damayanti mengatakan, keputusan Bank Indonesia yang menaikkan BI Rate 25 basis poin menjadi enam persen merupakan langkah "pre-emptive" yang positif untuk menghadapi tekanan inflasi yang akan meningkat.

"Itu sinyal supaya ekspektasi inflasi tidak melebar. Tekanan terhadap rupiah yang terus meningkat juga mendorong BI mengambil kebijakan, dalam hal ini instrumen suku bunga," katanya di sela-sela Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Destry mengatakan pada waktu yang sama, BI juga sudah mengambil langkah terkait likuiditas valuta asing untuk menjaga stabilitas mata uang.

Menurut dia, langkah yang diambil BI itu, merupakan respon terhadap kondisi pasar keuangan dan ketidakstabilan makro ekonomi dengan inflasi yang akan meningkat.

"Namun, untuk memperbaiki kondisi makroekonomi kita, tidak bisa hanya tindakan dari BI saja. Yang sekarang ditunggu adalah pemerintah yang mendukung dalam bentuk memberikan kepastian kebijakan," tuturnya.

Destry mengatakan apabila pemerintah hanya mengandalkan langkah-langkah BI untuk memperbaiki perekonomian, justru keseimbangan makroekonomi akan terganggu karena instrumen yang dimiliki BI hanya suku bunga, depresiasi mata uang dan cadangan devis.

"Kalau hanya melalui instrumen BI saja, itu justru tidak sehat. Pemerintah harus memberikan dukungan dengan memberikan kepastian sisi fiskal dan sektor riil," katanya.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi enam persen setelah sebelumnya bertahan di posisi 5,75 persen selama 16 bulan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardoyo di Jakarta, Kamis, mengatakan kebijakan tersebut merupakan bagian dari bauran kebijakan untuk secara "pre-emptive" merespon meningkatnya ekspektasi inflasi serta memelihara kestabilan makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

(D018/S025)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013