Saya berharap, orang yang penting lah yang melakukan lobinya. Jangan kedutaan atau menteri, tapi Pak Presiden dengan Rajanya langsung. Itu bagus sekali kalau bisa,"
Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berharap Presiden SBY bisa turun langsung untuk melakukan lobi dengan Raja Saudi Arabia terkait pengurangan kuota haji sebesar 20 persen oleh pemerintah Arab Saudi.

"Saya berharap, orang yang penting lah yang melakukan lobinya. Jangan kedutaan atau menteri, tapi Pak Presiden dengan Rajanya langsung. Itu bagus sekali kalau bisa," kata Ahmad Heryawan, di Kota Bandung, Sabtu.

Ditemui usai menghadiri Gerakan Aksi Lingkungan Hidup pada Lima DAS, yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup di Babakan Siliwangi Bandung, Heryawan menyakini jika lobi tersebut akan berhasil dilakukan oleh Presiden SBY.

"Presiden berkomunikasi dengan Rajanya, mudah-mudaha bisa berhasil. Ini khusus Jawa Barat, supaya langsung dengan Raja di sana," ujar dia.

Pihaknya mengimbau agar seluruh calon jamaah haji asal Provinsi Jabar untuk tetap tenang dengan adanya pengurangan kuota haji oleh pemerintah Arab Saudi.

"Intinya tetap tenang lah, saya juga baru baca dari media ya dan saya belum mendapatkan informasi lebih dari Kementerian Agama," katanya.

Menurut dia, Provinsi Jawa Barat adalah wilayah di Indonesia yang paling besar terkena dampak kebijakan pengurangan kuota haji tersebut karena kuotanya paling besar dibandingkan daerah lainnya.

Dikatakannya, dampak psikologis dari pengurangan kuota haji itu akan bisa diminimalisasi jika kebijakan itu dilakukan tidak mendadak atau sebelum penetapan kuota calon jamaah haji oleh pemerintah pusat dan daerah.

"Artinya begini, yang jadi masalah adalah kalau ada semenjak awalnya, kan kita mengumpulkan kuota sudah dikurangi. Tapi ini tiba-tiba ada pemotongan maka efek psikologisnya jadi besar kan," katanya.

Dikatakan dia, jika dari hitungan matematikanya pengurangan haji tidak ada masalah karena tinggal mengurangi nomor urut calon jamaah haji yang paling bawah.

"Pengurangan tinggal presentasenya saja. Kurangnya berapa, kan sekian persen dikurangi maka nomor yang paling bawah dikurangi karena nomor urut yang berlaku," katanya.
(KR-ASJ/Y003)

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013